Abstrak RSS

Perilaku Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Anak Tunagrahita (Studi Kualitatif Dengan Pendekatan Interaksionisme Simbolik Pada Anak Tunagrahita Di Sekolah Dasar Luar Biasa (Sdlb) Negeri 041 Bangkinang)

Perilaku Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Anak Tunagrahita (Studi Kualitatif Dengan Pendekatan Interaksionisme Simbolik Pada Anak Tunagrahita Di Sekolah Dasar Luar Biasa (Sdlb) Negeri 041 Bangkinang)
Nova Yohana
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , ,

Anak tunagrahita memiliki kelemahan dalam hal komunikasi, interaksi, adaptasi, maupun intelektual (berpikir). Karakteristik yang paling menonjol yang membedakan antara anak tunagrahita dan non-tunagrahita umumnya mereka mengalami defisit dalam keterampilan bahasa. Penelitian ini diadakan tidak lain untuk memahami dan mendapatkan gambaran secara utuh mengenai realitas komunikasi pada anak tunagrahita Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Negeri 041 Bangkinang dimana jumlah subjek penelitian anak tunagrahita informan sebanyak 6 (enam) orang dengan tingkat ketunagrahitaan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana konsep diri serta perilaku komunikasi verbal dan nonverbal anak tunagrahita dalam berinteraksi di lingkungan SDLB Negeri 041 Bangkinang tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan interaksionisme simbolik. Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Informan kunci penelitian ini adalah orang tua anak tunagrahita dan guru kelas, sedangkan informan pendukung adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, nara sumber ahli pendidikan anak tunagrahita dan ahli psikologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep diri anak tunagrahita informan dipengaruhi oleh significant other yang dikategorikan menjadi dua, yaitu konsep diri positif tipe social comparison dan konsep diri negatif tipe self appraisal. Komunikasi verbal anak tunagrahita dalam berinteraksi di lingkungan SDLB Negeri 041 Bangkinang bersifat aktif dengan defisit bahasa yang terjadi. Sebaliknya komunikasi nonverbal anak tunagrahita lebih bersifat komunikatif yang digunakan sebagai cara untuk menyampaikan pesan, melengkapi atau menegaskan pesan verbal, termasuk ketika mereka menunjukan berbagai reaksi emosi ketika berinteraksi di lingkungan sosialnya.

Mentally Retarded children have weaknesses in the terms of communication, interaction, adaptation, and intellectual. The most prominent characteristic to differentiate between mentally retarded and non-mentally retarded children is that generally they have deficits in language skills. The study was conducted to understand and to describe the communication reality in mentally retarded children. The study had been held at a Special Need’s Elementary School SDLB 041 Bangkinang, the number of research subject as a mentally retarded informant was six children with varying level of mental retardation. This study aims to reveal how self-concept and verbal and nonverbal communication behavior of mentally retarded children during their interaction in the school and social environment. The used method was a qualitative method with symbolic interactionism approached. In order to get the data, the author used three data collection techniques, named participant observation, depth interview, and documentation study. The key informants of this study were the parents and homeroom teacher of mentally retarded children, while the supporting informants were headmaster, vice headmaster, the others teacher, the expert of mentally retarded children education and the expert of Psychologist. The result of this study has shown that self concept of mentally retarded children was influenced by “significant other” that were categorized into two self concept, the positive type named “social comparison” and the negative type named “self appraisal”. Mentally retarded child’s verbal communication during their interaction in environment of Special Need’s Elementary School SDLB 041 Bangkinang was active with language deficit. But their nonverbal communication is more communicative that was used as the way to convey a message, to complete or to confirm the verbal message, including to show a variety of emotional reactions during interaction in their social environment.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id