Abstrak RSS

Koalisi Partai Politik Pada Pemilukada (Studi Mengenai Interaksi Sosial Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2010)

Koalisi Partai Politik Pada Pemilukada (Studi Mengenai Interaksi Sosial Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2010)
Ferry Kurnia Rizkiyansyah
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , ,

Penelitian dengan judul KOALISI PARTAI POLITIK PADA PEMILUKADA (Studi Interaksi Sosial pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2010) ini dilatarbelakangi oleh interaksi sosial partai politik dalam pembentukan koalisi partai politik dalam Pemilukada Kabupaten Bandung Tahun 2010 yang didasarkan pada basis ideologi. Namun formasi koalisi partai politik yang terbentuk serta pasangan calon yang diusung koalisi partai politik sebagai hasil interaksi sosial partai politik pada Pemilukada Kabupaten Bandung Tahun 2010 menunjukkan tidak ada kaitannya dengan kesamaan ideologi. Pembentukan koalisi partai politik tidak membawa efek signifikan bagi tumbuhnya kerjasama internal partai politik dan antarpartai politik mitra koalisi, bahkan pada sebagai partai politik melahirkan polarisasi dan fragmentasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi lapangan, dan studi kepustakaan. Penentuan informan dilakukan secara purposive. Data diolah dan dianalisis sesuai tahapan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa interaksi sosial elit partai politik dalam proses penjaringan dan penentuan calon serta proses pembentukan koalisi partai politik menunjukkan keadaan yang berbeda. Pada sebagian koalisi interaksi sosial elit lebih didominasi salah satu partai politik. Ini dibuktikan pada pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung koalisi partai politik merupakan hasil penjaringan sebuah partai politik yang kemudian diterima partai politik lain setelah berkoalisi. Dengan demikian, interaksi sosial elit cenderung tidak dinamik. Namun koalisi partai politik lain menunjukkan interaksi sosial antarelit yang seimbang dan dinamik. Pasangan calon yang diusung koalisi partai politik masing-masing merupakan hasil penjaringan bersama partai-partai mitra koalisi. Selanjutnya interaksi sosial elit dalam pembentukan koalisi partai politik didorong motivasi yang berbeda antara antara partai politik yang bermodal kursi sedikit dengan yang bermodal kursi banyak. Partai politik yang bermodal kursi sedikit cenderung ideologis. Sebaliknya partai politik yang bermodal kursi banyak cenderung pragmatik. Dalam konteks ini, kesamaan ideologi pada koalisi partai politik tidak menjamin pembentukan koalisi berangkat dari motivasi yang sama. Namun, pada koalisi partai politik yang secara ideologi berbeda, justru didorong motivasi yang sama. Dari penelitian ini juga, dapat ditemukan konsep baru berupa pola interaksi sosial yang berbeda antara partai politik besar, menengah, dan kecil, yaitu interaksi internal, eksternal dan interaksi sosial eksternal-internal.

Research by title POLITICAL PARTIES COALITION OF LOCAL ELECTION (A STUDY ON SOCIAL INTERACTION IN THE ELECTION OF HEAD AND VICE OF THE BANDUNG REGENCY OF THE YEAR 2010) is motivated by social interaction in the formation of a coalition of political parties political party in Bandung Regency Election Year 2010 is based on ideological basis. But the formation of political parties formed a coalition and the coalition that carried a pair of candidates of political parties as a result of social interaction of political parties on Election Regency Bandung in 2010 showed no relation to the ideological similarities. Formation of coalitions of political parties did not bring a significant effect for the growth of internal cooperation of political parties and political inter-party coalition partners, even at birth as a political party polarization and fragmentation. This research use descriptive method with qualitative approach. Techniques of data collection is done by in-depth interviews, field observations, and studies of literature. While determination informants purposively. Data were processed and analyzed according to qualitative research stages. These results prove the social interaction of elite political parties in the process of netting and the determination of the candidate and the process of forming a coalition of political parties showed different circumstances. In the majority coalition, dominated the elite social interaction one political party. This is evidenced in the candidate pair regent and deputy regent that brought a coalition of political parties is the result of netting a political party which is then received by other political parties after the coalition. Thus, elite social interactions tend to be dynamic. But a coalition of other political parties show social interaction antarelit a balanced and dynamic. A pair of candidates that carried a coalition of political parties is the result of each crawl along party coalition partners. Furthermore, elite social interaction in the formation of a coalition of political parties encouraged the different motivations between the political parties who have capital with a capital little chair seats a lot. Political parties are less likely to have capital seat ideological. Instead of political parties that have capital many seats tend to be pragmatic. In this context, the similarity of ideology in the coalition of political parties forming the coalition does not guarantee the same set of motivations. However, the coalition of political parties are ideologically different, precisely the same motivation driven. From this research, new concepts can be found in the form of different patterns of social interaction between the major political parties, medium, and small, the interaction of internal, external and internal-external social interaction.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id