Abstrak RSS

Konstruksi Makna Dan Perilaku Komunikasi Terpidana Kelompok Teroris (Studi Kasus Terpidana Aksi Teror Pasca Konflik Poso Di Sulawesi Tengah) The Meaning Construction And Communication Behaviour Of The Condemned Terrorist Group (A Case Study Of Terrorist Prisoners After The Poso Conflict In Poso Central Sulawesi)

Konstruksi Makna Dan Perilaku Komunikasi Terpidana Kelompok Teroris (Studi Kasus Terpidana Aksi Teror Pasca Konflik Poso Di Sulawesi Tengah) The Meaning Construction And Communication Behaviour Of The Condemned Terrorist Group (A Case Study Of Terrorist Prisoners After The Poso Conflict In Poso Central Sulawesi)
Muhammad Khairil
Unpad
Indonesia
Unpad
, ,

Penelitian dengan judul Konstruksi Makna dan Perilaku Komunikasi Terpidana Kelompok Teroris (Studi Kasus Terpidana Aksi Teror Pasca Konflik Poso di Sulawesi Tengah) dimaksudkan untuk memahami dan mendalami makna yang dikonstruksi oleh kelompok teroris yaitu spirit ideologi dan bentuk serta motif dibalik aksi teror yang selama ini mereka lakukan. Selain itu, penelitian ini juga dimaksudkan untuk dapat mengungkapkan perilaku komunikasi terpidana kelompok teroris selama menjalani masa hukuman di dalam Lembaga Pemasarakatan (Lapas). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini para terpidana teroris yang telah melakukan aksi teror pasca konflik Poso yang ditentukan secara purposive berdasarkan kriteria dan statusnya yang terdiri dari lima lapisan yaitu ketua/pimpinan, kader aktif, pendukung aktif, pendukung pasif dan simpatisan. Pertanyaan penelitian yang diajukan yaitu 1). Bagaimana spirit ideologis yang dikonstruksi kelompok terorisme dalam memotivasi berbagai tindakan teror yang selama ini telah dilakukan. 2). Bagaimana bentuk dan motif aksi teror yang selama ini dilakukan dalam mewujudkan obsesi perjuangan kelompok teroris. 3). Bagaimana perilaku komunikasi para terpidana teroris selama menjalani masa hukuman di dalam Lapas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, Makna dibalik spirit ideologi yang telah dikonstruksi kelompok teroris terdiri dari empat makna utama yaitu qisas, jihad fi sabilillah, syariat Islam dan Khilafah Islamiah. Kedua, bentuk-bentuk teror yang terjadi di Poso dan wilayah sekitarnya yaitu teror bom, penembakan, perampokan, mutilasi dan perlawanan bersenjata. Motif dibalik aksi teror yaitu menuntut hak keadilan dan penegakan hukum, motif balas dendam, penolakan terhadap sistem hukum dan perlawanan bersenjata. Ketiga, perilaku komunikasi para terpidana teroris dapat dilihat dari tiga aspek yaitu 1). jejaring kelompok terorisme dan keterlibatan kelompok radikal yaitu kelompok Jamaah Al-Islamiah, Kompak, NII, Jundullah dan Wahdah Islamiah. 2). Perilaku komunikasi verbal terpidana yang ada di Cirebon dan Makassar cenderung lebih formal dan lebih terbatas sedangkan terpidana di Lapas Ampana dan Petobo kecenderungan perilaku komunikasi lebih dinamis, ekspresif dan efektif. Perilaku komunikasi nonverbal diantara semua terpidana memiliki kesamaan dalam penampilan, pakaian dan sikap. 3). Kesenjangan antara perilaku dan kontribusi positif para terpidana selama menjalani masa hukuman dengan pencitraan negatif yang selama ini mereka terima merupakan hasil labelling yang diawali melalui proses master status kemudian digolongkan sebagai deviant career atau outsiders.

The research entitled The Meaning Construction and Communication Behaviour Of The Condemned Terrorist Group (A Case Study of Terrorist Prosoner After The Poso Conflict in Poso, Center Sulawesi) is aimed to understand and deepen the meaning constructed by the terrorists that is the ideological spirit, form and motives behind the terrorism action which they have done so far. Besides, this research is aimed to reveal the communication behavior of the terrorist prisoner as they get their punishment in the Correctional Facility. The research method used is the qualitative method through the case study approach. The subject of the research is the prisoners of the terrorism who had conducted the terror action after the Poso conflict that were determined purposively based upon their criteria and status consisting of five layers, namely: chief/leader, active cadres, active supporters, passive supporters, and sympathizers. The research questions proposed are : 1) How is the ideological spirit constructed by the terrorist groups in motivating some terror actions done? 2) What are the forms and motives of the terror action done in realizing the obsession of terrorist strive?, 3) How is the communication behavior conducted by the terrorism prisoners when they do their punishment in the Correctional Institution ? The research results show that , first: the meanings behind the ideological spirit constructed by the terrorists consisted of four main meaning, those are : qisas, jihad fi sabilillah, Islam Law, and Khilafah Islamiah. Second, the terror forms existed in Poso and the regions were: bomb terror, shooting, robbery, mutilation, and armed offense. The motives behind the terror action was to lift up the justice rights and law reinforcement, revenge motive, objection toward the law system and the armed offense. Third, the communication behavior of the terrorism prisoners could be seen from three aspects, those are : 1) , terrorist networking and radical group involvement. that is Jamaah Al-Islamiah, Kompak, NII, Jundullah, and Wahdah Islamiah, 2) Verbal communication behavior of the terrorists in Cirebon and Makassar tend to be more formal dan limited, whereas the prisoners in Lapas Ampana and Petobo tend to be more dynamic, expressive, and effective. The non verbal communication behavior among the prisoners has the similarity in performance, dressing, and attittude, 3) The gap between behavior and positive contribution of the prisoners during their punishment with the negative image they have taken so far was the result of labelling initiated through the process of master status which was then categorized into the deviant career or outsiders

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id