Abstrak RSS

Pengalaman Keluarga Dalam Penanganan Penderita Gangguan Jiwa Di Desa Kersamanah Kabupaten Garut

Pengalaman Keluarga Dalam Penanganan Penderita Gangguan Jiwa Di Desa Kersamanah Kabupaten Garut
Bhakti Permana
Unpad
Indonesia
Unpad
,

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan tingginya kasus penderita gangguan jiwa di Desa Kersamanah sehingga perlu digali lebih dalam faktor penyebab gangguan jiwa dan bagaimana keluarga menangani penderita gangguan jiwa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan eksplorasi yang menjadi penyebab gangguan jiwa dan penanganan keluarga terhadap penderita gangguan jiwa di masyarakat. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif melalui pendekatan fenomenologi. Jumlah informan sebanyak 9 keluarga yang dipilih sesuai dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Analisa data dilakukan melalui lima tahap yaitu transkripsi, reduksi, coding, categorizing, dan theorizing. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan yaitu penyebab gangguan jiwa akibat faktor psikologis adalah ketakutan yang berlebihan dan harapan yang tidak tercapai dan faktor sosial budaya yaitu perceraian/ ditinggalkan, dan tidak disetujui pernikahan. Penanganan keluarga terhadap penderita gangguan jiwa dilakukan melalui pengobatan tradisional dan pengobatan medis, apabila tidak berhasil maka akan dilakukan pembatasan fisik seperti dikurung, diberok, dirantai, dipisahkan. Pengalaman melakukan perawatan selama bertahun-tahun akan membentuk persepsi keluarga terhadap penderita. Upaya yang telah dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan membentuk persepsi keluarga terhadap kesembuhan dan gangguan jiwa. Persepsi tersebut mempengaruhi car perawatan keluarga terhadap penderita. Perawatan keluarga akan dipengaruhi oleh kondisi psikologis keluarga seperti kekhawatiran, putus asa dan kesal. Kondisi sosial budaya keluarga juga berpengaruh pada perawatan keluarga diantaranya labeling terhadap penderita, tidak adanya pandangan negatif dari lingkungan tetapi lingkungan bersikap tidak peduli terhadap keluarga penderita gangguan jiwa. Masalah yang sering muncul pada perawatan penderita yaitu kesulitan makan obat, masalah kebutuhan nutrisi dan kebersihan diri. Penamaan terhadap penderita gangguan jiwa yaitu teu damang (sakit), nuju kitu/ nuju kieu (Sedang seperti ini/ sedang seperti itu), teu emut (tidak ingat/ sadar) dan kajantenan (kejadian). Di masyarakat tidak ada pandangan negatif dari tetangga tetapi bersikap acuh. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi masyarakat dalam meningkatkan kebersamaan dan kepedulian terhadap penderita, bagi dinas kesehatan untuk menyusun program kesehatan jiwa, bagi puskesmas untuk pengembangan perkesmas dan asuhan keperawatan keluarga, dan akhirnya dapat dijadikan pengembangan ilmu keperawatan jiwa masyarakat dan asuhan keperawatan keluarga.

The number of the mental disorder patients is very high in Kersamanah village compare to other villages in Garut West Java. It is very important to explore and understand the family experiences dealing and caring with love ‘s ones who have mental illness. The objectives of the study were exploring the cause of mental disorder and how family deal and care with patient at home, as well as the family health seeking behavior. The research method was qualitative with phenomenology using in-depth interviews to nine participants. The families who were met the criteria were selected and interviewed at their residences, then the data were transcribed and analyzed using thematic analysis. The study found that the cause of the mental disorder were psychological factors and socio-cultural factors. The psychological factors include unreasonable fear of some things and feeling of fail to achieve expectancies in life. Meanwhile, the socio-cultural factors include family problems and situation such as divorce, feeling abandoned and unapproved marriage by parents .In addition, the themes for health seeking behavior were medical and health facilities and if they felt not succeeded the family used traditional medicine and finally if the patients were still not getting better the family introduced the physical restrain (leg restrain) using metal chain and isolation. The family expresses the reasons of doing such physical restrain and isolation were afraid of losing the patients because of run away from home and to protect the other family members from the patient’s destructive behavior. The length of time of caring and living with the patients could influenced the family’s view and perception regarding the mental illness, some labeling and stigma were revealed such as “nuts” and “unconscious” leading to neglected the patients. Some themes related the psychological condition of the family was exhausted and frustration because of the obligation to clean, feed and treat the patient every day. In conclusion, the mental disorder patients who lived with their family influenced their family holistically including psychological and socio-cultural. From this finding, it is expected that the community and local authority improve their awareness to the patients and their family and community nurses need to provide community and family nursing care holistically.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id