Abstrak RSS

Pengaruh Curah Hujan, Temperatur Dan Kelembaban Terhadap Kejadian Penyakit Dbd, Ispa Dan Diare: Suatu Kajian Literatur

Pengaruh Curah Hujan, Temperatur Dan Kelembaban Terhadap Kejadian Penyakit Dbd, Ispa Dan Diare: Suatu Kajian Literatur
Topan Nirwana, Ardini Raksanagara, Irvan Afriandi
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , , , , , , , ,
Penyakit Demam Berdarah Dengue, Infeksi Saluran Pernafasan Akut,  dan diare masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Angka insidens DBD pada tahun 2007 meningkat sebesar 71,78 per 100.000 penduduk. Pada 2011, penyakit ISPA mencapai 18.790.481 juta kasus batuk bukan pneumonia dan 756.577 pneumonia. Pada tahun 2010 angka insiden diare meningkat sebesar 411/1000 penduduk.  Lingkungan merupakan salah satu faktor penentu terjadinya penyakit. Berbagai studi telah dilakukan untuk mengkaji keterkaitan antara faktor-faktor lingkungan dengan kejadian penyakit. Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi perubahan iklim secara bermakna. Perubahan tersebut akan berpengaruh pula terhadap kemungkinan terjadinya penyakit. Studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap kejadian DBD, ISPA, dan Diare. Pencarian  literatur tentang iklim dan DBD menggunakan database Pubmed. Parameter yang menjadi kata kunci  adalah ((climate[Title/Abstract]) AND incidence[Title/Abstract]) AND dengue [Title/Abstract].  Artikel yang didapat dari kata kunci ini adalah sebanyak 37 artikel dan yang relevan dengan penelitian tentang iklim dan DBD sebanyak 4 artikel. Penelitian tentang iklim dengan penyakit ISPA dan diare diambil dari beberapa jurnal dalam dan luar negeri. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh curah hujan, temperatur dan kelembaban udara terhadap kejadian penyakit DBD, ISPA dan diare. Adanya pengaruh yang bermakna antara curah hujan, temperatur dan kelembaban terhadap kejadian penyakit DBD, ISPA dan diare menandakan perlu adanya kerjasama antara Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan Dinas Kesehatan dengan tujuan untuk mencegah, memprediksi dan menangani secara tepat Kejadian Luar Biasa DBD, ISPA, Diare.

Penyakit Demam Berdarah Dengue, Infeksi Saluran Pernafasan Akut,  dan diare masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Angka insidens DBD pada tahun 2007 meningkat sebesar 71,78 per 100.000 penduduk. Pada 2011, penyakit ISPA mencapai 18.790.481 juta kasus batuk bukan pneumonia dan 756.577 pneumonia. Pada tahun 2010 angka insiden diare meningkat sebesar 411/1000 penduduk.  Lingkungan merupakan salah satu faktor penentu terjadinya penyakit. Berbagai studi telah dilakukan untuk mengkaji keterkaitan antara faktor-faktor lingkungan dengan kejadian penyakit. Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi perubahan iklim secara bermakna. Perubahan tersebut akan berpengaruh pula terhadap kemungkinan terjadinya penyakit. Studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap kejadian DBD, ISPA, dan Diare. Pencarian  literatur tentang iklim dan DBD menggunakan database Pubmed. Parameter yang menjadi kata kunci  adalah ((climate[Title/Abstract]) AND incidence[Title/Abstract]) AND dengue [Title/Abstract].  Artikel yang didapat dari kata kunci ini adalah sebanyak 37 artikel dan yang relevan dengan penelitian tentang iklim dan DBD sebanyak 4 artikel. Penelitian tentang iklim dengan penyakit ISPA dan diare diambil dari beberapa jurnal dalam dan luar negeri. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh curah hujan, temperatur dan kelembaban udara terhadap kejadian penyakit DBD, ISPA dan diare. Adanya pengaruh yang bermakna antara curah hujan, temperatur dan kelembaban terhadap kejadian penyakit DBD, ISPA dan diare menandakan perlu adanya kerjasama antara Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan Dinas Kesehatan dengan tujuan untuk mencegah, memprediksi dan menangani secara tepat Kejadian Luar Biasa DBD, ISPA, Diare.

Dengue Haemorrhagic Fever, Acute Respiratory Infection, and diarrhea is still a major public health problem in Indonesia. DHF incidence rate in 2007 increased by 71.78 per 100,000 population. In 2011, respiratory disease reached 18,790,481 million cases of pneumonia and 756,577 cough not pneumonia. In 2010 the incidence of diarrhea increased by 411/1000 population. Environment is one of the determinants of disease occurrence. Various studies have been conducted to examine the relationship between environmental factors with the incidence of disease. In recent decades, there has been a significant change in climate. The changes will also affect the likelihood of disease. This literature review aims to identify the climatic factors that influence the incidence of dengue fever, respiratory infections, and diarrhea. Search literature on climate and dengue using the Pubmed database. The parameters are the keyword is ((climate [Title / Abstract]) AND incidence [Title / Abstract]) AND dengue [Title / Abstract]. Articles obtained from this keyword is a total of 37 relevant articles and research on climate and dengue by 4 articles. Research on climate with respiratory diseases and diarrhea drawn from several journals at home and abroad. The results of this study indicate that there is the effect of precipitation, temperature and humidity on the incidence of dengue fever, ARI and diarrhea. The existence of significant influence among rainfall, temperature and humidity on the incidence of dengue fever, ARI and diarrhea indicate the need for cooperation between the Agency Meteorolgi, Climatology, and Geophysics (BMKG) with the Health Office with the aim to prevent, predict and handle appropriately outbreak DBD, ARI, diarrhea.

Download: .pdf