Abstrak RSS

Kontruksi Makna Bank Konvensional Dan Bank Syariah Oleh Nasabah Beragama Islam (Studi Fenomenologi)

Kontruksi Makna Bank Konvensional Dan Bank Syariah Oleh Nasabah Beragama Islam (Studi Fenomenologi)
Agus Daniar
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , , ,

Disertasi ini bertujuan untuk memahami makna yang dikonstruksi oleh nasabah beragama Islam tentang Bank Syariah, Bank Konvensional, Konsep Riba dan Bunga Bank. Mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam, namun di sisi lain sebagian masyarakat Islam tetap memilih Bank Konvensional walaupun ada fatwa ulama tentang Bunga Bank yang dianggap haram bagi umat Islam. Perbedaan persepsi masyarakat tentang Bunga Bank berkaitan dengan makna dan interpretasi terhadap Riba yang diharamkan dalam agama Islam. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan perspekfif Fenomenologi yang diharapkan dapat mengungkap makna dibalik tindakan nasabah beragama Islam dalam memilih banknya, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui wawancara mendalam. Informan seluruhnya beragama Islam yang pernah atau sedang menjadi nasabah Bank Syariah dan atau Bank Konvensional yang dipilih secara representatif dan berlokasi di Jakarta dan Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Syariah dimaknai positif oleh sebagian besar informan nasabah beragama Islam karena membawa nilai – nilai agama. Sebagian informan masih meragukan kemurnian Bank Syariah di Indonesia dalam menjalankan usahanya sesuai syariat Islam, walaupun tetap mendukung keberadaan Bank Syariah. Di sisi lain, Bank Konvensional dimaknai negatif oleh informan nasabah Bank Syariah karena adanya sistim bunga yang dimaknai sama dengan Riba, sementara itu kelompok informan lainnya sebagian besar memaknai Bank Konvensional secara positif dan bebas dari unsur Riba. Terdapat beberapa informan nasabah beragama Islam yang tidak konsisten, karena di satu sisi beranggapan Bunga Bank sama dengan Riba, namun tetap menjadi nasabah Bank Konvensional karena berbagai alasan yang intinya adalah karena didorong oleh motif ekonomi. Motivasi menjadi nasabah bank selain untuk kemudahan dan keuntungan, juga karena adanya motif religi, namun motivasi yang paling menonjol menjadi nasabah bank dari semua informan nasabah beragama Islam adalah karena dorongan motif ekonomi. Motivasi menjadi nasabah bank tidak terlepas dari pengalamannya, yang selanjutnya membentuk persepsi terhadap value (nilai) dari bank yang dipilih, khususnya yang berkaitan dengan manfaat ekonomi dan manfaat religi.

This dissertation aims to understand the meaning of Conventional Bank, Islamic (Sharia) Bank, Riba (usury) and Bank Interest, perceived by Moslem Customers. The idea is based on an observation that while the majority of Indonesians are Moslems, most of them choose Conventional Banks, and neglected the scholarly opinion (Fatwa) introduced by their religious leaders, who had opinionated that bank interest are considered haram (forbidden by Islam) This research applied a qualitative approach, using phenomenology perspective, aimed to reveal the meaning behind the act of Moslem customers in choosing a bank. This approach is supported with an in-depth interviews. All informants (research participants) are customers or the past customers of Conventional Bank and Islamic (Sharia) Bank, they were chosen on respresentative basis, located in Bandung and Jakarta. This research finds that the Islamic (Sharia) Bank was perceived positively by the great number of Islamic informants, as it brings Islamic values into practice. However, even though supporting the Islamic (Sharia) Bank, some informants questioned the bank’s capacity to operate the Islamic (Sharia) principles. On the other hand, the Islamic (Sharia) Bank informants perceived the Conventional Bank in a negative way, as it incorporated interests in its system, known as Riba (usury). Some respondents however, also perceived the Conventional Bank in a positive way, and did not consider that bank interest is similar to Riba (usury). This research has also identified inconsistent informants, as even though they perceived interests as Riba (usury),but their economic motivation prohibited them from leaving the Conventional Bank. The respondents main reasons to become the bank customers are primarily caused by the flexibilities and benefits provided by the bank, and later on by religious reasons. The informants motivation to become the customer of the bank are mainly caused by their past experiences, which lead to how they perceive the banks’ value, especially related to economic and religious benefits.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id