Abstrak RSS

Komodifikasi Anak Dalam Pentas Budaya Populer Analisis Wacana Kritis Program Kontes Menyanyi ”Idola Cilik”

Komodifikasi Anak Dalam Pentas Budaya Populer Analisis Wacana Kritis Program Kontes Menyanyi ”Idola Cilik”
Yunita Sari
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , ,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan dan komodifikasi anak pada program kontes menyanyi Idola Cilik RCTI melalui analisis teks, untuk mengetahui latar belakang produksi dan kapitalisme mewujudkan nilai guna ke nilai tukar dalam program Idola Cilik RCTI melalui analisis kognisi sosial, dan untuk mengetahui interpretasi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak dan ahli komunikasi tentang kontes menyanyi idola cilik melalui konteks sosial. Landasan teoritis penelitian ini adalah menggunakan teori kritis, Ekonomi Politik Media khususnya melalui entri point komodifikasi, kapitalisme serta budaya populer. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui perangkat analisis wacana kritis Van Dijk, yang meliputi analisis tingkat teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Hasil penelitian menunjukkan (1) Berdasarkan analisis teks, penampilan dan komodifikasi anak pada program Idola Cilik sesungguhnya merupakan hasil dari industri media televisi sebagai institusi bisnis (RCTI) menjadi sebuah komoditi yang diperjual belikan, dan dikontrol oleh mekanisme pasar, melalui rating program, yang pada akhirnya berorientasi pada keuntungan. (2)Berdasarkan analisis kognisi sosial, program Idola Cilik di RCTI dilatar belakangi oleh adanya kepentingan ekonomi politik media. Program Idola Cilik merupakan budaya populer yang memiliki karakter instan, egosentris dan berorientasi pada pasar. Praktik kapitalisme terlihat pada industri televisi RCTI sebagai kelas kapital berusaha memperlihatkan bahwa eksploitasi tidak terjadi, dengan menciptakan sejumlah ketentuan, demi pencapaian kepentingan mereka,sehingga terlihat seolah-olah bukan mereka yang melakukan komodifikasi terhadap anak-anak.(3) Berdasarkan konteks sosial, program idola cilik menghasilkan interpretasi positif, yaitu program ini dapat menjadi ajang pengembangan bakat dan meningkatkan potensi anak, salah satunya melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan. Juga Interpretasi negatif, bahwa program Idola Cilik ini merupakan bentuk komodifikasi terhadap anak-anak, namun dinilai sangat memaksakan dan bersifat tidak adil karena kemenangan didasarkan pada voting sms, juga memunculkan tindak eksploitasi terhadap anak-anak, yang dinilai melanggar perlindungan hak-hak anak dan tidak memenuhi standar program siaran.

This study aims to learn about the performance and the co-modification of children in the Idola Cilik singing contest program on RCTI through text analysis, to determine the background of its production and capitalism which changes the value of effectiveness into exchange rate on RCTI’s Idola Cilik program through social cognition analysis, and to find out the interpretation of the Chairman of the National Commission on Child Protection and communication experts on “Idola Cilik ” singing contest program through social context. Theoretical foundation of this study was the critical theory, Political Economy of Media in particular through the entry point of co modification, capitalism and popular culture. This study used qualitative research methods through Van Dijk’s critical discourse analysis, which included analysis of the level of text, social cognition and social context. The results showed (1) Based on the analysis of the text, the performance and the co modification of children in the “Idola Cilik” is actually a result of television media industry as a business institution (RCTI). This has become a commodity, to be bought and sold, and controlled by market mechanisms, through a program rating, which ultimately is profit-oriented. (2) Based on the analysis of social cognition, RCTI’s “Idola Cilik” program was created due to the lack of special programs for children. “Idola Cilik” is a popular culture with instant characteristics and is market oriented. The practice of capitalism is seen in the television industry although RCTI as a capitalist is trying to show that exploitation does not happen, by creating a number of provisions, for the sake of achieving their interests, making it look as if it is not they who did the co modification of children. (3) Based on the social context, “Idola Cilik” has generated positive interpretation, the program could become a means of developing talent and increasing the potential of the children according to children characteristics. There was also a negative interpretation that the program was a form of co modification of children, which leads to exploitation and making it potentially violates the rights of children.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id