Abstrak RSS

Wawacan Ratu Dewi Maleka: Gambaran Citra Perempuan Dalam Naskah Tradisi Pesantren

Wawacan Ratu Dewi Maleka: Gambaran Citra Perempuan Dalam Naskah Tradisi Pesantren
Ai Rohmawati
Unpad
Indonesia
Unpad
,

Penelitian ini berjudul Wawacan Ratu Dewi Maleka: Gambaran Citra Perempuan dalam Naskah Tradisi Pesantren. Naskah Ratu Dewi Maleka adalah naskah yang ditemukan dari warga Kawali Ciamis Bapak Bandi dan dari koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah Ratu Dewi Maleka termasuk naskah keagamaan pustaka pesantren, karena isinya mengenai ajaran agama yang dikemas dalam seratus soal yang disampaikan Ratu Dewi Maleka dalam mencari pasangan hidupnya serta citra perempuan dalam berkeluarga dan bernegara. Teks naskah Ratu Dewi Maleka ditulis dengan aksara Arab Pegon dan bahasa yang digunakannya adalah bahasa Sunda. Naskah Ratu Dewi Maleka merupakan naskah jamak sehingga metode yang digunakan dalam mengedisi teks adalah metode landasan. Untuk menerjemahkan menggunakan metode terjemahan bebas. Berdasarkan kajian isi, terdapat citra perempuan di keluarga dan negara. Sebagai seorang istri Ratu Dewi Maleka adalah seorang istri yang taat terhadap suaminya. Sebagai seorang pemimpin Ratu Dewi Maleka adalah pemimpin yang berhasil memimpin negaranya sehingga sangat dicintai rakyatnya. Bentuk- bentuk penyimpangan yang ditemukan dalam naskah wawacan Ratu Dewi Maleka dikelompokan ke dalam empat kategori salah tulis, yaitu subtitusi, omisi, adisi, dan transposisi. Kasus salah tulis yang paling banyak terjadi yaitu adisi, hal tersebut dikarenakan penyalin lalai dalam menyalin teks naskah.

The research entitled is Wawacan Ratu Dewi Maleka: Gambaran Citra Perempuan dalam Naskah Tradisi Pesantren. Wawacan Ratu Dewi Maleka manuscript is a script which was found by kawali’s citizen, Ciamis, whose name is Mr. Bandi and from National Library of Indonesia collection. Wawacan Ratu Dewi Maleka manuscript including religious texts pesantren library, because the content of manuscript is telling about religion teaching which packed into a hundred question which is told that Ratu Dewi Maleka looked for a couple and women images at family and country. Wawacan Ratu Dewi Maleka manuscript was written with Arabic Pegon and sundanese as an introductory language. Wawacan Ratu Dewi Maleka manuscript is a plural manuscript, so that the methode which used to rearrange is landasan method and to translate the manuscript, I used the free translated method. Pursuant to the study of the content, there’re women images at family and country. As a wife, Ratu Dewi Maleka is is a faithful wife to her husband. Ratu Dewi Maleka is successful person to lead her country, so that she was loved so much by her people. Irrelevant from which was founded in the text of “ Wawacan Ratu Dewi Maleka” were classified in to four categories of miswriting which is substitution, omissions, addition and transposition. The most irrelevant is addition, this thing happen because the writer neglected in writing the manuscript text.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id