Abstrak RSS

GAYA MENDALANG MURID-MURID ASEP SUNANDAR SUNARYA Studi Fenomenologi Komunikasi Dalang Wayang Golek Purwa

GAYA MENDALANG MURID-MURID ASEP SUNANDAR SUNARYA Studi Fenomenologi Komunikasi Dalang Wayang Golek Purwa
Arthur Supardan Nalan
Unpad
Indonesia
Unpad
, , ,

Wayang golek purwa di Jawa Barat, sejak dulu sampai sekarang selalu melekat dengan nama dalangnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis gaya mendalang sebagai cara berkomunikasi para dalang wayang golek purwa di Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan fenomenologi yang mencermati fenomena-fenomena pertunjukan wayang golek purwa oleh murid-murid Asep Sunandar Sunarya. Data-data dalam penelitian ini didapatkan dengan cara pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, dan refleksi diri, serta dilakukan analisis dokumen dan pendokumentasian dari gejala-gejala mendalang yang terekam. Hasil penelitian tentang gaya mendalang murid-murid Asep Sunandar Sunarya menunjukkan bahwa; Asep Sunandar Sunarya berhasil memotivasi beberapa anak muda ingin belajar menjadi seorang dalang wayang golek purwa. Asep Sunandar Sunarya dan padepokannya Giriharja 3 menjadi tempat belajar untuk siapapun yang ingin belajar gaya mendalang. Banyak anak muda yang belajar gaya mendalang padanya, namun hanya beberapa orang saja yang muncul menjadi dalang cukup populer. Dalang-dalang murid Asep Sunandar Sunarya dapat dikategorikan sebagai dalang Turunan-Katurunan-Tuturunan. Gaya mendalang sebagai bentuk komunikasi dalang murid-murid Asep Sunandar Sunarya diwariskan melalui tahap-tahap sebagai berikut: guru panggung yaitu menonton pertunjukan secara langsung yang di dalamnya terdapat gungclo (menonton berkali-kali sampai menjadi kenangan yang tak dapat dilupakan), guru langsung yaitu berguru langsung kepada dalang Asep Sunandar Sunarya. Kenyataan lain terdapat cara pewarisan yang disebut guru tak langsung yaitu belajar dari rekaman kaset dan VCD dalang Asep Sunandar Sunarya. Empat dalang muda yang dianggap menjadi pewaris gaya mendalang Asep Sunandar Sunarya yaitu Dadan Sunandar Sunarya sebagai dalang Turunan, Opik Sunandar Sunarya dan Riswa Sunandar Sunarya sebagai dalang Katurunan, Rahmat Sunandar Sunarya sebagai dalang Tuturunan. Empat dalang muda ini cukup populer dan memiliki pilihan gaya komunikasi mendalang masing-masing melalui keterampilan mendalangnya. Gaya mendalang sebagai bentuk komunikasi dalang telah berhasil mereka sajikan kepada masyarakat pecinta wayang golek purwa di Jawa Barat.

Wayang golek purwa in West Java, has always been attributed to its’ puppeteer. This study is aimed at analyzing the style of puppetry as a way of communication from the puppeteers of wayang golek Purwa in West Java. This study uses phenomenology approach by scrutinizing the performance phenomena of wayang golek purwa conducted by the disciples of Asep Sunandar Sunarya. The data in this study are obtained trough participant observation, in-depth interview, and self reflection. Document analysis and documentation are then applied to the puppetry phenomena which are recorded. The result of the study on the puppetry style of Asep Sunandar Sunarya’s apprentices shows that: Asep Sunandar Sunarya succeeds in motivating the number of youths to learn to be puppeteers of wayang golek Purwa. Asep Sunandar Sunarya and his padepokan (a kind of conservatory), Giriharja 3, is set as a place for those who want to learn the puppetry. A lot of teens learn from him, but only few who turn to be quite popular puppeteers. The puppeteers born from Asep Sunandar Sunarya can be categorized as Turunan-Katurunan-Tuturunan puppeteers. The puppetry style as the communication style of Asep Sunandar Sunarya’s disciples is inherited through phases as follows: guru panggung that is watching the performance directly, in which contain gungclo (watch recurrently so that become unforgettable remembrance), guru langsung, that is learn directly from Asep Sunandar Sunarya. There is also another inheritance process called guru tak langsung, that is, learn through Asep Sunandar Sunarya’s records, either his cassette or VCD. There are four young puppeteers considered to inherit Asep Sunandar Sunarya’s puppetry style. They are: Dadan Sunandar Sunarya as Dalang Turunan, Opik Sunandar Sunandar Sunarya and Riswa Sunandar Sunarya as Dalang Katurunan, and Rahmat Sunandar Sunarya as Dalang Tuturunan. These four young puppeteers are quite famous. They have their own way in communicating their puppetry skill. These four Asep Sunandar Sunarya’s disciples have inherited their teacher’s puppetry style, either in ngawayang or ngadalang. They have been successful in presenting their puppetry style as a form of puppeteers communication to the communities loving wayang golek purwa in West Java.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id