Abstrak RSS

Biostratigrafi Endapan Turbidit Miosen Di Daerah Ciniru, Kabupaten Kuningan

Biostratigrafi Endapan Turbidit Miosen Di Daerah Ciniru, Kabupaten Kuningan
Isnaniawardhani, V., Adhiperdana, B.G, Nurdrajat
Unpad
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Unpad
, , , , , , ,

Studi biostratigrafi berperan penting untuk merekonstruksi suksesi dan mengkorelasikan endapan-endapan turbidit yang kompleks. Observasi lapangan di daerah Ciniru dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik batuan serta distribusi stratigrafi lateral dan vertikal dari sedimen turbidit (fasies batulempung Formasi Pemali dan fasies batupasir Formasi Halang). Analisis paleontologi terhadap duapuluh dua sampel ditujukan untuk mendeterminasi kandungan foraminifera. Berdasarkan pemunculan awal dan/atau pemunculan akhir spesies penciri foraminifera planktik dapat disusun empat zona biostratigrafi, yaitu: (a) Zona Selang Globorotalia mayeri – Sphaeriodinellopsis subdehiscens pada Miosen Tengah (tidak lebih muda dari Zona N.12 dari Zonasi Blow) atau lebih dari 12,5 juta tahun lalu yang ditandai oleh kehadiran Globorotalia mayeri di bagian bawah dan pemunculan awal Sphaeriodinellopsis subdehiscens; (b) Zona Selang Sphaeriodinellopsis subdehiscens – Globorotalia siakensis pada Miosen Tengah (Zona N.13 – N.14 dari zonasi Blow) atau lebih dari 11,3 jtl yang ditandai oleh kehadiran Sphaeriodinellopsis subdehiscens dan pemunculan akhir Globorotalia siakensis bagian atas; (c) Zona Selang Globorotalia siakensis – Globorotalia acostaensis pada Miosen Akhir (Zona N.15) atau 11,3 sampai 7,1 jtl. yang dibatasi oleh kepunahan Globorotalia siakensis dan pemunculan awal Globorotalia acostaensis; serta (d) Zona Selang Globorotalia acostaensis – Globorotalia merotumida pada Miosen Akhir (Zona N.16 – N.17) atau 7,1 sampai 5,3 jtl yang dibatasi oleh pemunculan awal Globorotalia acostaensis dan kehadiran Globorotalia merotumida. Pemunculan awal Globorotalia acostaensis yang juga teramati di beberapa lokasi dalam mandala sedimentasi Cekungan Bogor diusulkan sebagai satu biohorizon. Banyaknya fosil rombakan, didukung oleh ciri tekstur dan struktur sedimen, mengindikasikan batuan ini dibentuk oleh sistim pengendapan arus turbid.

Biostratigraphyc study could lead to reconstruct successions and to correlate complex turbidit deposits. The field observation in Ciniru Area was conducted to identify typical rock characteristics, as well as lateral and vertical stratigraphic distribution of turbidit sediments (clay facies of Pemali Formation and sand facies of Halang Formation). Paleontologic analysis on twenty two samples aims to determine foraminifera content. On the basis of first and or last appearance of planktic foraminifera marker species, the four interval zones are established, those are: (a) Globorotalia mayeri – Sphaeriodinellopsis subdehiscens Interval Zone in Middle Miocene (not younger than N.12 of Blow’s zonations) or more than 12 million years before present defined by the appearance of Globorotalia mayeri at the lower part and first appearance of Sphaeriodinellopsis subdehiscens at the upper part; (b) Sphaeriodinellopsis subdehiscens – Globorotalia siakensis Interval Zone in Middle Miocene (N.13 – N.14 Zones of Blow’s zonations) or more than 11.3 my BP, defined by first appearance of Sphaeriodinellopsis subdehiscens and last appearance of Globorotalia siakensis; (c) Globorotalia siakensis – Globorotalia acostaensis Interval Zone in Late Miocene (N.15 Zone) or 11.3 to 7.1 m.y. B.P., defined by last appearance of Globorotalia siakensis and first appearance of Globorotalia acostaensis; (d) Globorotalia acostaensis – Globorotalia merotumida Interval Zone in Late Miocene (N.16 – N.17 Zones) or 7.1 to 5.3 m.y. B.P., defined by first appearance of Globorotalia acostaensis and appearance of Globorotalia merotumida. The first appearance of Globorotalia acostaensis that is well recorded at some locations in Bogor Through was proposed as a biohorizone. Occurrence of reworked fossils, supported by texture and structure of sediment, indicated that this sediment was deposited in a turbidity current system.

Download: .PDF