Abstrak RSS

Pengaruh Modifikasi Metode Konseling Terhadap Hasil Terapi Pasien Hiperlipidemia Yang Menggunakan Terapi Statin Di Beberapa Apotek Di Bandung

Pengaruh Modifikasi Metode Konseling Terhadap Hasil Terapi Pasien Hiperlipidemia Yang Menggunakan Terapi Statin Di Beberapa Apotek Di Bandung

Unpad
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Unpad
, , ,

Pengaruh Modifikasi Metode Konseling Terhadap Hasil terapi Pasien Hiperlipidemia yang Menggunakan terapi Statin di Beberapa Apotek di Bandung. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Salah satu pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh masyarakat adalah pelayanan kefarmasian yang merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggungjawab kepada pasien. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Konsekuensi atas perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Salah satu bentuk interaksi langsung dengan pasien ada melakukan konseling sebagai suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (pasien) dan seseorang yang memberikan (konselor/apoteker) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah. Konseling menjadi sangat penting dan harus dilakukan secara berkelanjutan terutama untuk pasien dengan penyakit-penyakit khusus yang bersifat kronik seperti penyakit kardiovaskuler (PKV) misalnya penyakit jantung koroner, atherosclerosis, serta stroke. Pada tahun 2020 diperkirakan tujuh dari sepuluh kematian di negara berkembang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Faktor resiko yang utama pada penyakit kardiovaskular adalah hiperlipidemia yang tidak terkontrol. Pasien yang menderita penyakit hiperlipidemia ini harus menjalani pengobatan dalam waktu yang cukup lama dan membutuhkan kepatuhan yang tinggi untuk meminum obat dengan baik serta perubahan gaya hidup yang baik agar dapat tercapai hasil terapi yang baik. Namun, kepatuhan terhadap terapi jangka panjang untuk penyakit kronis di negara maju rata-rata hanya mencapai 50%, sedangkan di negara berkembang, rata-ratanya lebih rendah dibandingkan negara maju. Rendahnya tingkat kepatuhan pasien terhadap regimen terapi memerlukan konseling yang cukup dari apoteker untuk meyakinkan dan memberi motivasi kepada pasien agar pasien yakin dan mau menjalankan serta menyelesaikan regimen terapi yang diberikan oleh dokter. Untuk dapat mencapai hasil terapi yang optimal, diperlukan adanya suatu modifikasi metode konseling yang tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modifikasi metode konseling terhadap hasil terapi pasien hiperlipidemia. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan intervensional atau quasi eksperimen yaitu dengan melakukan intervensi melalui konseling pada terapi pasien hiperlipidemia yang dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol yang akan diberikan konseling rutin saja dan kelompok uji yang akan diberikan modifikasi konseling dengan menggunakan alat batu media leaflet dan video, serta akan dilakukan telefarma sebagai monitoring terapi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling. Jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 72 pasien yaitu 36 pasien sebagai kelompok kontrol dan 36 pasien sebagai kelompok uji. Parameter yang akan diukur pada penelitian ini adalah hasil laboratorium profil lipid pasien. Data-data yang akan diteliti dikumpulkan melalui sumber data primer melalui wawancara dengan kuisioner. Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisa untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modifikasi konseling terhadap hasil terapi pasien hiperlipidemia.

Download: .PDF