Abstrak RSS

Gambaran Kecemasan Sosial Berdasarkan Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) Pada Remaja Akhir Di Bandung

Gambaran Kecemasan Sosial Berdasarkan Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) Pada Remaja Akhir Di Bandung
Elfina Putri Nanda Hasibuan. S.Psi., Prof. Dr. Wilis Srisayekti, Dra. Marisa F. Moeliono, M.Pd
Unpad
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Unpad
, , , ,

Periode perkembangan masa remaja akhir ditandai dengan adanya tuntutan dari lingkungan sosial, adanya tekanan dari teman sebaya, ketertarikan dengan lawan jenis, serta keinginan yang besar untuk mandiri. Penerimaan dari teman sebaya dan ketertarikan akan hal-hal romantis menjadi hal yang penting bagi remaja pada tahap ini. Remaja akhir yang mengalami kecemasan sosial memiliki interaksi yang terbatas dengan teman sebaya dan kurang dapat menjalin hubungan romantis dengan lawan jenis sehingga menyebabkan fungsi sosial mereka terganggu. Kecemasan sosial merupakan masalah psikologis yang cukup banyak dialami di dunia, salah satunya oleh orang di Indonesia. Sekitar 15.8% dari populasi Indonesia mengalami kecemasan sosial (Vriends, 2013). Penelitian yang terpublikasi terhadap pengukuran kecemasan sosial di Indonesia masih sangat minim. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kecemasan sosial menggunakan alat ukur Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) versi bahasa Indonesia yang telah tervalidasi. LSAS memiliki konsistensi internal yang baik dan evaluasi terhadap tingkat keparahan dari rasa takut dan perilaku menghindar dalam situasi sosial. Pengukuran kecemasan sosial dilakukan pada remaja akhir berusia 17-20 tahun di Universitas X Bandung. Pengukuran dilakukan pada 253 partisipan (Laki-laki=49 orang, Perempuan=204 orang). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa remaja akhir di Universitas X Bandung yang mengalami kecemasan sosial tinggi sebanyak 31.2%. Hasil penelitian ini menunjukkan presentasi kecemasan sosial di Indonesia meningkat saat ini jika dibanding dengan hasil penelitian yang dilakukan Vriends, yaitu sebesar 15.8%

Developmental period of late adolescence were marked by the assertions from the social environment, peer pressures, interested with the opposite sex, and a great desire to be an independent person. Acceptance from peers and interesting in romantic things become important for late adolescents. Late adolescents who experienced social anxiety have limited interaction with peers and less romantic relationship with the opposite sex that can interfere their social functioning. Social anxiety is psychological issues that are many experienced in the world, one of them is in Indonesia. Approximately 15.8 percent of the Indonesian population suffered with social anxiety (Vriends, 2013). Published research about measurement of social anxiety is rarely in Indonesia. This study used Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) as a measuring instrument of social anxiety in Indonesian version that has been validated. LSAS has good internal consistency and evaluation of the severity of fear and avoidance behavior in a social situation. Measurement of social anxiety conducted on late adolescents with age 17-20 years old in one of Universities in Bandung. Measurements were made to 255 participants (51 men and 204 women). The measurement result showed that there is 31.2% of late adolescents with High Social Anxiety in University X. This result indicated that presentation of social anxiety in Indonesia is increasing at this time when compared with the results of the research which was conducted by Vriends, about 15.8%.

Download: .PDF