Abstrak RSS

Pengembangan Model Pelatihan Partisipatif Berbasis Gender Dalam Meningkatkan Kompetensi Kader Tentang Kesehatan Ibu Dan Anak

Pengembangan Model Pelatihan Partisipatif Berbasis Gender Dalam Meningkatkan Kompetensi Kader Tentang Kesehatan Ibu Dan Anak
Merry Wijaya
Universitas Padjadjaran, Seminar Internasional Life Long Learning Policy And Practice In Nonformal Education Prosiding Internasional 978-602-17016-2-1 2013
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Seminar Internasional Life Long Learning Policy And Practice In Nonformal Education Prosiding Internasional 978-602-17016-2-1 2013
,

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia, sehingga lebih fungsional claim menjawab segala rangsangan yang datang pada dirinya. Usaha ini dinyatakan dalam kegiatan proses belajar yang diikuti oleh setiap orang yang membutuhkannya.Melalui kegiatan pendidikan, seseorang memperoleh pengetahual” sikap dan keterampilan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk melahirkan tingkahlaku dalam berbuat, di samping mencetuskan harapan, karena harapan, itu terdapat pada pendidikan.Pelatihan adalah proses sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan kinerja sesuai dengan bidang pekerjaannya. Orientasi dalam program pelatihan dewasa ini adalah membantu pegawai/karyawan/penggerak organisasi untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu, agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.Dalam masalah kesehatan ibu dan anak diperlukan kontribuasi Pendidikan Non Formal (PNF), karena masalah kesehatan perempuan dimulai sejak konsepsi sarnpai usia lanjut serta di dalamnya terdapat permasalahan kesetaraan perlakuan terhadap wanita atau gender. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia khususnya para kader dibutuhkan pengembangan model pelatihan yang efektif, efisien serta berkelanjutan. Dimana masyarakat khsusnya para kader dilibatkan dari mulai perencanaan program, pelaksanaan, sampai tahap evaluasi, hal ini supaya para kader memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap keberhasilan program pelatihan.Pendekatan pelatihan yang dilaksanakan secara top down tanpa melibatkan partisipasi masyarakat ternyata tidak membuahkan hasil yang efektif dan efisien. Seperti halnya pada kasus model pelatihan kader yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam memecahkan permasalahan kesehatan ibu dan anak di Posyandu Desa Pataruman Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.

Download: .PDF