Abstrak RSS

Intervensi Taijin Kyofusho menggunakan Pendekatan Implisit: Pengembangan Intervensi Re-Training Approach Avoidance Task (AAT) untuk Mengurangi Bias Atensi pada Remaja Akhir dengan Taijin Kyofusho.

Intervensi Taijin Kyofusho menggunakan Pendekatan Implisit: Pengembangan Intervensi Re-Training Approach Avoidance Task (AAT) untuk Mengurangi Bias Atensi pada Remaja Akhir dengan Taijin Kyofusho.
Marissa Chitra Sulastra
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
, , , , , , ,

Penelitian ini berjudul “Intervensi Taijin Kyofusho menggunakan Pendekatan Implisit: Pengembangan Intervensi Re-Training Approach Avoidance Task (AAT) untuk Mengurangi Bias Atensi pada Remaja Akhir dengan Taijin Kyofusho.” Taijin kyofusho (TKS) merupakan variasi culture bound disorder dari kecemasan sosial yang banyak ditemukan di negara timur dengan budaya kolektivistik, termasuk di Indonesia. TKS merupakan bentuk kecemasan sosial yang lebih berfokus pada ketakutan akan membuat orang lain merasa terganggu karena kondisi penderita daripada ketakutan akan dinilai buruk oleh orang lain (Essau, Sasagawa, Chen, & Sakano, 2012). Simptom TKS umumnya muncul pada usia remaja akhir yang dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan bahkan mengganggu perkembangan diri (Lim, 2013). Remaja yang mengalami TKS cenderung menghindari situasi sosial karena adanya bias atensi yang dimiliki. Mereka akan lebih memusatkan atensi terhadap stimulus yang dianggap mengancam, pada kasus ini, stimulus yang mengancam adalah situasi sosial yang direpresentasikan melalui ekspresi emosi. Bias atensi yang terjadi secara otomatis pada penderita TKS, dapat dimanipulasi melalui pendekatan implisit (De Houwer, Moors, dan Spruyt. 2010). Kecenderungan menghindari situasi sosial dapat dimodifikasi menggunakan AAT dengan memanipulasi stimulus target yang dipasangkan dengan gerakan mendekat atau menjauhi stimulus (Wiers, Rinck, Kordts, Houben & Strack, 2010). Intervensi implisit diberikan sebagai salah satu upaya penurunan bias atensi pada remaja akhir (usia 16-18 tahun) yang mengalami TKS. Intervensi dilakukan dengan menggunakan program AAT yang dirancang menggunakan stimulus ekspresi emosi yang sudah divalidasi. Subjek dilatih untuk mendekati ekspresi emosi marah (angry). Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental pre post control group design. Dilakukan pengujian menggunakan uji t-paired terhadap hasil dari pre test dan post test. Hasil pre test dan post test AAT Approach Tendency Angry menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test (Sig = 0,00 < ? = 0,05, H0 ditolak). Artinya, intervensi implisit melalui re-training AAT berpengaruh terhadap penurunan bias atensi pada remaja akhir yang mengalami taijin kyofusho (TKS). The title of this research is "Intervention of Taijin Kyofusho Using Implicit Method: Development of Re-Training Approach Avoidance Task (AAT) Intervention to Reducing Attentional Bias among Late Adolescence with Taijin Kyofusho." Taijin kyofusho (TKS) is a culture bound disorder of social anxiety found in many east countries with collectivism culture, including Indonesia. The social fear of TKS focused on embarrassing others rather than fear of negative evaluation from others (Essau, Sasagawa, Chen, & Sakano, 2012). TKS symptoms emerge in late adolescence, so it can cause problems in their interpersonal relationship and also their self development (Lim, 2013). Adolescence with TKS tends to avoid social situations because of attentional bias their owned by. They will exert their attention to the threat stimuli, in this case, their threat stimuli is social situation which represented by emotional expression. Attentional bias that automatically happened among individuals with TKS, can be manipulated by using implicit method (De Houwer, Moors, dan Spruyt. 2010). Tendency to avoid social situation can be modificated by using AAT which target stimuli is paired with avoidance or approach movement (Wiers, Rinck, Kordts, Houben & Strack, 2010). Implicit intervention given as an attempt to reduce the attentional bias among late adolescence (16-18 years old) with TKS. This intervention is done by using the AAT program, which is designed by using valid emotional expression stimulies. Subjects were trained to approach angry emotional expression. This study was conducted with pre post control group design as its experimental method. T-paired test was using to tested the results of pre test and post test. The results of pre test and post test show a significant result in the experimental group (Sig = 0,00 < ? = 0,05, H0 rejected). It means that implicit intervention through re-training AAT can reduce attentional bias among late adolescence with taijin kyofusho (TKS).

Download: .Full Papers