Abstrak RSS

Seks dan Seksualitas Perempuan dalam Kebudayaan Kontemporer

Seks dan Seksualitas Perempuan dalam Kebudayaan Kontemporer
Aquarini Priyatna Prabasmoro
Universitas Padjadjaran, diterbitkan Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Unpad, Tahun 2004, ISBN 979-97717-7-3
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, diterbitkan Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Unpad, Tahun 2004, ISBN 979-97717-7-3

Seorang pengantin perempuan dengan pakaian pengantinnya yang berat, dengan konde yang menggayuti kepalanya serta kembang-kembang goyang dari emas sepuhan, berjongkok hampir bersimpuh di hadapan seorang laki-laki yang baru saja menginjakkan kakinya ke sebuah telur. Kaki yang lengket itu dibasuhnya dengan air mawar. Pengantin laki-laki yang kini kakinya wangi menyentuh bahu pengantin perempuan seraya membantunya bangun. Para tamu yang hadir diam, terpesona dan tersihir oleh romantisme malam pengantin, sama sekali tidak menyadari tanda-tanda kekerasan yang menggurat kuat dalam setiap gerak. Begitulah perempuan diajari mengalami seksualitasnya dalam perkawinan, paling tidak dalam adat Sunda dan Jawa yang agak saya kenali. Perempuan diajari bahwa seksualitasnya adalah milik laki-laki, yang ketika semua daya diarahkan untuk memuaskan laki-laki, ia akan memperoleh ganjaran berupa perlindungan dan “kasih sayang” sebagai ucapan terimakasih, seperti disimbolkan oleh ajakan untuk bangun dari sang pengantin laki-laki. Seksualitas perempuan dan laki-laki tidak dibangun atas dasar yang sama. “Kepuasan” perempuan dikonstruksi bergantung pada seberapa banyak kepuasaan yang dapat dihasilkannya untuk laki-laki. Ritual itu juga menunjukkan bahwa satu-satunya seksualitas yang hadir dalam perkawinan adalah seksualitas laki-laki. Hanya laki-laki yang harus dibersihkan dari segala cairan seksual, tetapi perempuan lah yang bertanggung jawab atas cairan itu dan kemudian “ikut puas” atas kepuasaan yang dialami laki-laki, ikut bahagia dalam konspirasi melawan dirinya sendiri.

Download: .Full Papers