Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaran

Abstrak

Surrogate Mother Sebagai Upaya Alternatif Untuk Memperoleh Keturunan

Surrogate Mother adalah seorang wanita yang mengandung anak yang benihnya berasal dari pasangan lain dan setelah wanita tersebut melahirkan, maka wanita tersebut akan memberikan anak tersebut kepada pasangan darimana benih tersebut berasal. Status hukum anak yang lahir dari surrogate mother mempunyai kemungkinan yang unik terkait dengan siapa yang disebut sebagai orang tua. Dalam tradisional Surrogacy maka yang menjadi ayah dan ibu biologisnya adalah raki-laki yang memberikan sperma dan surrogate mother darimana ovum itu berasal,Menurut Gestational Surrogacy, orang tua biologis dari anak adalah laki-laki dan wanita dari mana sperma dan ovum berasal. Berdasarkan ketentuan undang-undang perkawinan, terkait dengan surrogate mother, dapat disimpulkan bahwa apabila surrogate mother mempunyai suami maka anak tersebut merupakan anak sah surrogate mother dengan suaminya, dan apabila surrogate mother tidak terikat dafarn perkawinan maka anak tersebut merupakan anak luar kawin dari wanita surrogate mother tersebut. Indonesia melarang segala tindakan terkait surrogate mother karena bertentangan dengan norma adat, agama dan kepatutan. Demikian pula beberapa negara di Eropa menolak konsep surrogate mother karena perjanjian surrogacy bertentangan dengan kepentingan publik dan menolak komersialisasi tubuh manusia.

Surrogate Mother is a woman containing the seed comes from other couples and after the woman gave birth, then the woman would give the child to the couple where the seeds come from The Legal Status of children born from a surrogate mother has unique possibilities according with who is referred to as a parent, In traditional Surrogacy, then the biological mom and dad is the man who provided the sperm and surrogate mother where the ovum came from. According to Gestational Surrogacy, her biological parents of the child is a male and female sperm and ovum from which derived. The Marriage Act provides that if the surrogate mother has the husband, then the child was a legitimate child of surrogate mother with her husband, and if the surrogate mother is not bound in marriage then the child was the illegitimate child of the surrogate mother. Indonesia prohibits all acts related to surrogate mother because contrary to customary norms, religion and propriety. Similarly, most European countries reject the concept of surrogate mother because the agreement of surrogacy is contrary to public policy and rejects the commercialisation of the human body.