Abstrak RSS

Bahan Beracun Lepas Kendali, Sebuah Potret Pencemaran Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun di Badan Sungai Serta Beberapa Titik Pembuangan Industri Tak Bertuan, Studi Kasus Sungai Citarum

Bahan Beracun Lepas Kendali, Sebuah Potret Pencemaran Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun di Badan Sungai Serta Beberapa Titik Pembuangan Industri Tak Bertuan, Studi Kasus Sungai Citarum
Ahmad Ashov Birry, Hilda Meutia, Expert & Guest Authors: Sunardi, phD. (Bagian D), Dr. Dadan Sumiarsa, MSi. (Bagian D); Cecep Aminudin, SH. MSi. (Bagian E); Rina Febriani, M.I.L (Bagian B); Fifi Dwi Pratiwi, M.I.L (Bagian C).
Universitas Padjadjaran, Diterbitkan November 2012, oleh : Greenpeace Asia Tenggara Walhi Jawa Barat
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Diterbitkan November 2012, oleh : Greenpeace Asia Tenggara Walhi Jawa Barat

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki sumber air sebanyak hampir 6% sumber air dunia, atau sekitar 21% sumber air di wilayah Asia Pasifik. Konsumsi air cenderung meningkat secara signifikan; menurut Water Environment Partnership di Asia, total permintaan air di tahun 2000 mencapai 156,000 juta m³ per tahun. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat dua kali lipat di tahun 2015. Namun, ketersediaan air bersih justru semakin berkurang karena degradasi lingkungan dan pencemaran. Laju degradasi sumber-sumber air diperkirakan mencapai 15-35% per tahunnya. Sungai Citarum di Jawa Barat, Indonesia adalah salah satu dari sungai yang paling tercemar di negara ini. Sungai Citarum memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi, tidak hanya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya tetapi juga bagi mereka yang tinggal ribuan km jauhnya disana. Citarum merupakan sumber pasokan air minum bagi Provinsi padat penduduk Jawa Barat dan Ibukota Jakarta. Daerah aliran sungai Citarum didominasi oleh sektor industri manufaktur seperti tekstil, kimia, kertas, kulit, logam/elektroplating, farmasi, produk makanan dan minuman, dan lainnya (lihat Bagian C). Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat (BPLHD Jabar) telah mengkonfirmasi bahwa limbah industri jauh lebih intens dalam hal konsentrasi dan mengandung bahan-bahan berbahaya. Sebanyak 48% industri yang diamati, rata-rata pembuangan limbahnya 10 kali melampaui baku mutu yang telah ditetapkan.

Download: .Full Papers