Abstrak RSS

Algoritma Diagnostik Amenorea

Algoritma Diagnostik Amenorea
Dr. dr. Tita Husnitawati Madjid, SpOG(K)
Universitas Padjadjaran, Disampaikan pada Worskhop Amenorea PIT POGI Ke-22, Solo 2016
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Disampaikan pada Worskhop Amenorea PIT POGI Ke-22, Solo 2016

Dalam praktik sehari-hari amenorea sering membuat klinisi di lapangan merasa risi menghadapinya, terutama dalam etiologinya. Upaya untuk ‘memancing’munculnya haid secara praktis banyak digunakan tablet hormon progesteron yang dianggap aman dari efek samping, dengan cara hanya diminum selama beberapa hari untuk ‘menimbulkan haid’ atau lebih tepatnya timbulnya perdarahan lucut. Namun kenyataannya sering pasien datang kembali dengan keluhan yang sama. Hal ini terjadi karena kebanyakan klinisi tidak tuntas menegaskan diagnosis amenorea berdasarkan etiologinya. Pada dasarnya pasien akan diberi terapi yang sama dan mungkin pasien akan rutin menggunakan pengobatan tersebut dan menjadi suatu kebutuhan. Ironisnya sebagaian dari mereka masalah kesehatannya telah teratasi, sedangkan dilain pihak sebagian pasien ‘menghilang’, bahkan mungkin berpindah kepada klinisi lainnya, atau menghentikan pengobatan karena berbagai alasan, bahkan mungkin tidak diketahui nasibnya. Pasien yang tidak dikelola dengan baik akan mengalami komplikasi dan dampak jangka panjang antara lain masalah kesuburan, gangguan emosionil dan osteoporosis. Etiologi amenorea sebagaian besar terkait dengan kelainan yang menetap antara lain kelainan kongenital, genetik, scarring setelah infeksi, neoplasma, dan idiopatik jelas berbeda dengan amenorea yang diakibatkan faktor reversible seperti nutrisi, gaya hidup dan penyakit kronis.

Download: .Full Papers