Abstrak RSS

Keinginan untuk Membayar Pembiayaan Kesehatan Pemerintah Kota pada Masyarakat Mampu di Kota Bandung

Keinginan untuk Membayar Pembiayaan Kesehatan Pemerintah Kota pada Masyarakat Mampu di Kota Bandung
Nita Arisanti, Henni Djuhaeni, Sharon Gondodiputro, Elsa Pudji Setiawati, Guswan Wiwaha, Insi Farisa Desy Arya, Fedri R Rinawan
Universitas Padjadjaran,Jurnal Sistem Kesehatan (Journal of Health System) Volume 2 Nomor 4 Juni Tahun 2017, pISSN : 2460-8831; eISSN : 2460-819X; https://doi.org/10.24198/jsk.v2i4.12487
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran,Jurnal Sistem Kesehatan (Journal of Health System) Volume 2 Nomor 4 Juni Tahun 2017, pISSN : 2460-8831; eISSN : 2460-819X; https://doi.org/10.24198/jsk.v2i4.12487
, , , , , , ,

Pembiayaan kesehatan diselenggarakan dengan prinsip ekuitas, artinya penduduk yang mampu akan membayar iuran/ premi secara penuh, dan masyarakat miskin dibayarkan oleh pemerintah. Banyak faktor yang memengaruhi keinginan untuk membayar (WTP). Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran keinginan masyarakat mampu membayar pembiayaan kesehatan dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian kuantitatif dilakukan pada Agustus – September 2011 terhadap 303 kepala keluarga yang tergolong masyarakat mampu di Kota Bandung. Mampu dalam penelitian ini adalah penduduk tinggal di perumahan elite. Kriteria inklusi yaitu kepala keluarga, memiliti KTP Kota Bandung, bersedia diwawancara. Teknik pemilihan sampel menggunakan cluster sampling, dengan klaster adalah perumahan elit di Kota Bandung. Subjek di tiap klaster ditentukan secara proporsional systematic sampling. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan regresi logistik. Dari 303 responden, 54,9% yang memiliki asuransi, tidak ingin membayar dan 60% yang belum memiliki, ingin membayar pembiayaan kesehatan Pemkot Bandung. Sebagian besar masyarakat mampu hanya ingin membayar premi kurang dari Rp. 25.000 dengan berharap mendapatkan semua jenis pelayanan kesehatan. Agama dan pendidikan terakhir merupakan faktor yang menentukan secara bermakna keinginan membayar pembiayaan kesehatan. Rendahnya kesadaran responden untuk ikut serta program pembiayaan kesehatan Pemkot Bandung harus dapat diantisipasi pemerintah dengan lebih mendorong masyarakat dari semua golongan status sosial – ekonomi untuk mengikuti program pembiayaan kesehatan.

Health financing aims to protect and maintain people meet the basic needs of health. This effort is organized nationally by the principle of equity. Equity means there is sharing contribution from the have to the poor. The objective of this study was to determine the willingness to pay of high-income population to health insurance in Bandung district and identify the predictors. Crosssectional study was performed with sample size of 303. High income population was choosen by cluster sampling. The number of subject in each cluster is determined proportionate to size and drawn by systematic sampling in each cluster. Logistic regression was used to analyze the data. From 303 respondents, 54.9% have insurance but not willing to pay and 60% who do not have insurance are willing to pay to health insurance. Most of respondents were willing to pay health insurance premiums not more than Rp. 25,000 to access all type of health care. Religion and education level are strong predictors for willingness to pay. Lack of awareness from the respondents to participate in health financing in Bandung should be anticipated by the government to further raise awareness and encourage people from all social-economic status to pay health-financing.

Download: .Full Papers