Abstrak RSS

Multidrug Resistant Tuberculosis Epidemiologi, Deteksi, Pengelolaan, Dan Pencegahan

Multidrug Resistant Tuberculosis Epidemiologi, Deteksi, Pengelolaan, Dan Pencegahan
Ida Parwati
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran

Saat ini, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi tuberkulosis (TB) dan 9,6 juta menjadi sakit dengan tuberkulosis aktif setiap tahun. Setiap tahun pula 500,000 orang diperkirakan terinfeksi multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB). Di awal tahun 2016, CDC menyatakan bila tidak dilakukan pengendalian resisten TB maka diperkirakan pada tahun 2050 akan terjadi kematian 2,6 juta orang karena MDR-TB. multidrug resistant tuberculosis didefinisikan sebagai resisten minimal terhadap dua obat antituberkulosis (OAT) yaitu INH dan rifampisin. Dalam dua dekade terakhir, MDR-TB telah berkembang menjadi extensively drug resistant TB (XDR-TB), yaitu resisten terhadap OAT lini pertama dan minimal dua macam OAT lini kedua yang makin sulit diobati. Secara klinis, pasien yang diduga terinfeksi MDR-TB antara lain adalah pasien TB kronik, sputum tidak konversi setelah tiga bulan terapi, kambuh, lalai, mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien MDR-TB, ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons terhadap pemberian OAT. Resistensi pada Mycobacterium tuberculosis terbagi dua yaitu primer dan sekunder. Resistensi primer yaitu bila terinfeksi Mycobacterium tuberculosis multi resisten sedangkan resistensi sekunder terjadi akibat tekanan selektif OAT. Berbeda dengan bakteri lain, mekanisme resistensi pada Mycobacterium tuberculosis disebabkan oleh mutasi spontan pada berbagai gen kromosomal, dan karena tidak mengandung plasmid, tidak ada transfer gen resisten antar Mycobacterium tuberculosis. Pemeriksaan laboratorium MDR-TB dengan berbagai cara konvensional membutuhkan waktu yang lama dan pengerjaan yang kompleks, sehingga berbagai penelitian dikembangkan untuk mencari cara yang cepat dan akurat. Tahun 2010 WHO merekomendasikan penggunaan pemeriksaan nucleic acid amplification test (NAAT) dengan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) otomatis berbasis catridge GeneXpert® untuk mendeteksi MDR-TB. Pemeriksaan menggunakan GeneXpert® secara simultan mendeteksi keberadaan DNA Mycobacterium tuberculosis complex dan kepekaan terhadap rifampisin dengan target gen rpoB 81 bp kodon 507-533 atau rifampicin resistance determining region (RRDR). Penggunaan GeneXpert® untuk mendiagnosis TB dan MDR TB telah mempersingkat waktu antara deteksi serta pengelolaan pasien TB dan MDR-TB sehingga mempercepat pengobatan yang tepat dan sekaligus mengurangi potensi transmisi.

Download: .Full Papers