Abstrak RSS

Kajian Produktivitas Alat Tangkap Tuna Longline Di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus Sumatera Barat

Kajian Produktivitas Alat Tangkap Tuna Longline Di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus Sumatera Barat
Lantun Paradhita Dewanti, Alexander M. A. Khan, Dulmiad Iriana, Sriati, Rita Rostika
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
, ,

Tuna longline merupakan jenis alat tangkap yang banyak digunakan dalam operasi penangkapan ikan tuna di Indonesia. Tingginya aktivitas penangkapan sejalan dengan bertambahnya unit penangkapan tuna khususnya longline dengan kapasitas ukuran kapal yang relatif semakin besar. Kecenderungan peningkatan jumlah alat tangkap dapat mempengaruhi nilai produktivitas alat tangkap tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai produktivitas alat penangkapan ikan tuna longline di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Provinsi Sumatera Barat yang merupakan salah satu basis pendaratan ikan di wilayah pengelolaan perikanan (WPP-NRI) 572. Penelitian dilakukan mulai Agustus November 2013 menggunakan metode survey dengan sumber data utama data statistik, wawancara dan logbook tahun 2012-2013 untuk ukuran kapal penangkap ikan tuna diatas 30 GT. Nilai produktivitas dihitung melalui nilai Catch per Unit of Effort (CPUE). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jenis alat tangkap yang banyak mendaratkan jenis ikan tuna di PPS Bungus adalah alat tangkap tuna longline yaitu sebanyak 15 unit. Daerah penangkapan adalah Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera sampai ke wilayah Sabang dengan hasil tangkapan utama tuna mata besar (Thunnus obesus), tuna sirip kuning (Thunnus albacares), ikan pedang (Xiphius gladius) dan ikan layaran (Istiophorus platypterus). Nilai produktivitas longline rata-rata adalah sebesar 1,957 Ton/per trip dengan kecenderungan penurunan yang terjadi antara tahun 2012 – 2013 sebesar 84,86%. Sedangkan dalam ukuran GT nilai produktivitas adalah 0,188 Ton/GT dengan kecenderungan penurunan yang terjadi antara tahun 2012 – 2013 sebesar 77,61%. Nilai produktivitas tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan produktivitas sesuai dengan Kepmen KP.60/2010.

Download: .Full Papers