Abstrak RSS

Suplementasi Inositol Untuk Meningkatkan Toleransi Sel Ragi (Saccharomyces cerevisiae) Terhadap Cekaman Lingkungan dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Fermentasi Untuk Produksi Bioetanol

Suplementasi Inositol Untuk Meningkatkan Toleransi Sel Ragi (Saccharomyces cerevisiae) Terhadap Cekaman Lingkungan dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Fermentasi Untuk Produksi Bioetanol
Safri Ishmayana, M.Sc., Dian Siti Kamara, M.Si., Nenden Indrayati A., M.S.
Universitas Padjadjaran, Laporan Akhir Tahun Hibah Pengembangan Kapasitas Riset Dasar Tahun Ke 1 Dari Rencana 2 Tahun, Universitas Padjadjaran Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Desember 2016
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Laporan Akhir Tahun Hibah Pengembangan Kapasitas Riset Dasar Tahun Ke 1 Dari Rencana 2 Tahun, Universitas Padjadjaran Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Desember 2016
,

Bioetanol dihasilkan dari proses fermentasi senyawa gula sederhana menjadi etanol dengan bantuan mikroorganisme. Sel ragi S. cerevisiae merupakan salah satu mikroorganisme yang paling banyak digunakan pada proses fermentasi etanol. Tingkat produksi etanol salah satunya tergantung kepada kemampuan sel ragi untuk bertahan terhadap cekaman yang ada di lingkungannya. Salah satu cekaman yang terpapar pada proses fermentasi adalah konsentrasi etanol yang semakin tinggi seiring berjalannya proses fermentasi. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan toleransi sel ragi terhadap cekaman lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan suplemen ke dalam media fermentasi yang dapat meningkatkan toleransi sel ragi terhadap cekaman. Salah satu suplemen yang potensial adalah inositol. Pada penelitian ini dilakukan penambahan inositol ke dalam media fermentasi dan melihat pengaruhnya terhadap kemampuan sel ragi untuk beradaptasi terhadap cekaman serta kinerja fermentasinya. Enam level konsentrasi inositol telah digunakan pada media fermentasi. Karena yeast nitrogen base yang digunakan pada penelitian ini mengandung 0,002 g/L inositol, maka pada penelitian ini kadar inositol terendah pada percobaan yang telah dilakukan adalah 0.002 g/L, kemudian ditingkatkan menjadi 0,005; 0,05; 0,1; 0,15 dan 0,2 g/L inositol. Parameter yang telah ditentukan sejauh ini adalah parameter pertumbuhan yang meliputi densitas optik, jumlah total sel, jumlah total sel hidup, viabilitas sel, kadar glukosa dan kadar etanol. Untuk pertumbuhan sel, pengaruh peningkatan kadar inositol dalam media terdeteksi terutama pada jam ke 6. Baik pengukuran OD ataupun jumlah total sel dan sel hidup yang ditentukan dengan pengukuran hemasitometer menunjukkan jumlah sel yang lebih tinggi pada media yang disuplementasi dengan 0,1; 0,15 dan 0,2 g/L inositol dibandingkan dengan media dasar, yaitu yang mengandung 0,002 g/L inositol. Viabilitas sel meningkat pada jam ke 6 mencapai >95%, namun kemudian turun secara drastis mencapai ~74% pada jam ke 12. Tidak terdeteksi adanya pengaruh kadar inositol yang meningkat terhadap viabilitas sel. Glukosa dalam media habis pada jam ke 18 pada semua media. Secara umum, pada jam ke 18 juga kadar etanol terdeteksi paling tinggi. Namun, kadar etanol paling tinggi terdeteksi pada jam ke 24 dengan media yang mengandung 0,1 g/L inositol. Perlindungan inositol terlihat pada penambahan dengan konsentrasi 0,1 g/L ditunjukkan dengan tingkat penurunan viabilitas yang lebih rendah dibandingkan penambahan dengan konsentrasi lain setelah dipaparkan pada 18% v/v etanol.

Download: .Full Papers