Abstrak RSS

Akulturasi Budaya Dalam Seni Batik Cirebon

Akulturasi Budaya Dalam Seni Batik Cirebon
Tajudin Nur
Universitas Padjadjaran, Book Chapter Batik Jawa Barat I: Filososfi, Nilai, dan Kearifan Lokal, Diterbitkan oleh Unpad Press Cetakan ke-1, Januari 2018, ISBN 978-602-439-268-0
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Book Chapter Batik Jawa Barat I: Filososfi, Nilai, dan Kearifan Lokal, Diterbitkan oleh Unpad Press Cetakan ke-1, Januari 2018, ISBN 978-602-439-268-0

Cirebon merupakan tempat pertemuan berbagai budaya (melting pot) antara lain budaya masyarakat Sunda, Jawa, Cina, Hindu, dan Arab. Cirebon mempunyai empat keraton yang semuanya berdekatan di dalam kota, yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Arsitekturnya juga merupakan gabungan dari unsur kebudayaan Islam, Cina, dan Belanda. Perpaduan berbagai budaya di Cirebon juga tercermin dalam seni kerajinan batik sebagai warisan leluhur orang Cirebon. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turuntemurun, sehingga beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga tertentu (keraton). Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih ada. Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Download: .Full Papers