Abstrak RSS

Ketahanan Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal : Strategi Alternatif Menjaga Keseimbangan Bahan Makanan Dan Jumlah Penduduk

Ketahanan Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal : Strategi Alternatif Menjaga Keseimbangan Bahan Makanan Dan Jumlah Penduduk
Opan S. Suwartapradja
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran

Para pemikir sebelum Malthus seperti, Aristoteles dari Yunani, Confusius dari China dan Ibnu Khaldun pemikir muslim yang peduli terhadap kelangsungan hidup umat manusia hangat membicarakan tentang perkembangan penduduk dan ketersediaan bahan makanan (dalam Munir, 1985). Aristoteles menyatakan bahwa keberadaan penduduk harus leluasa dan tidak tertekan dan jumlah penduduk yang besar hanya menambah kemiskinan. Confusius berpandangan bahwa jumlah penduduk harus sesuai dengan ketersediaan lahan pertanian dan Ibnu Khaldun berpendapat bahwa jumlah penduduk yang besar atau berlebihan akan menyengsarakan dan jumlah penduduk akan terus bertambah. Pemikiran-pemikiran tersebut nampaknya menjadi dasar pertimbangan Malthus yang menyatakan bahwa akan terjadi ketimpangan antara pertambahan bahan makanan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Menurutnya pertambahan bahan makanan berjalan dengan lambat mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, dst) dan jumlah penduduk bertambah dengan pesat menurut deret ukur (2, 4, 8, 16 dst). Pemikiran Malthus kemudian dikategorikan sebagai aliran pesimistis terutama oleh pemikir-pemikir era Malthus yang dikategorikan aliran optimisme. Aliran optimisme seperti Godwin (dalam Munir, 1985) yaitu pemikir era Malthus mislanya, berpandangan bahwa bahan makanan dapat teratasi dengan mempergunakan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Download: .Full Papers