Abstrak RSS

Model Analisis Dan Perubahan Perilaku Manusia Aplikasi Praktis Teori Interaksionisme Simbolik Dalam Praktik Pekerjaan Sosial

Model Analisis Dan Perubahan Perilaku Manusia Aplikasi Praktis Teori Interaksionisme Simbolik Dalam Praktik Pekerjaan Sosial
Budhi Wibhawa
Universitas Padjadjaran, Unpad Press Cetakan Pertama 2016, ISBN: 978-602-6242-03-7
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Unpad Press Cetakan Pertama 2016, ISBN: 978-602-6242-03-7

Salah satu mata rantai dalam rangkaian teori yang membentuk bangunan sosiologi sebagai ilmu yang mandiri adalah ‘Social Behaviorism’ yang muncul setelah pemikiran ‘Sociological Formalism’, yang secara khas berusaha untuk menemukan suatu definisi khusus tentang bidang bahasan sosiologis tanpa pengulangan jalan pada cara-cara formalistik. ‘Social Behaviorism’ dilandasi oleh seperangkat pemikiran filosofis dari Neo-Idealism, Neo-Hegelianism, dan Pragmatism. Pandangan Neo-Idealism dipelopori antara lain oleh Rudolf Hermann Lotze (1817-1881), Gustav Theodor Fachner (1801-1887), dan Eduard von Hartmann (1842-1906). Terlepas dari perbedaan-perbedaan detail pandangan mereka, namun terdapat suatu keselarasan pandangan secara mendasar, yaitu pendapat tentang adanya dua aspek dalam kehidupan manusia dan masyarakat, yaitu aspek spiritual yang merupakan aspek kreatif dan aspek alam (fisik) yang merupakan aspek mekanis. Secara ringkas, Neo-Idealism menunjukkan adanya upaya untuk memadukan filsafat idealistik dengan keluasan pengetahuan ilmiah, artinya upaya untuk membangun NeoIdealism dengan basis realistik-ilmiah. Selanjutnya, NeoHegelianism sebenarnya merupakan suatu bentuk dari NeoIdealism yang terlepas dari kekeliruan pandangan antiilmiahnya, telah memberikan sumbangan gagasan-gagasan konseptual terhadap ilmu-ilmu sosial. Pandangan NeoHegelianism dipelopori oleh Francis H. Bradley (1846-1924), yang lebih jauh daripada neo-idealism, menekankan pada hubungan (relation) sebagai esensi kehidupan; Josial Royce (1855-1916) yang menekankan pandangannya pada makna/arti (meaning) yang merupakan kandungan ideal dari pengalaman; serta Wilheim Wundt (1832-1920) yang mengemukakan titik pandangan idealistiknya dengan menyatakan adanya perbedaan di antara kausalitas psikis dan kausalitas fisik, dan ada paralelisme pada psikis dan fisik.

Download: .Full Papers