Abstrak RSS

Analisis Pemerataan Pendapatan

Analisis Pemerataan Pendapatan
Sri Rahayu, Dadi Suryadi, Sondi Kuswaryan
Fapet Unpad
Indonesia
Unpad
, , ,

Usahaternak sapi perah adalah salah satu bidang usaha pada sub sektor peternakan yang sangat potensial untuk terus dipacu perkembangannya. Namun demikian, karena adanya perbedaan penguasaan sumberdaya produktif diantara peternak, diduga menyebabkan terjadinya ketidak merataan perolehan pendapatan diantara mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ukuran ketidak merataan perolehan pendapatan pada usahaternak sapi perah rakyat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Obyek penelitian ini adalah peternak sapi perah rakyat sebanyak 122 orang peternak yang merupakan anggota dari KUD Tani Mukti Kecamatan Ciwidey sebanyak 57 orang, KPSBU Kecamatan Lembang sebanyak 38 orang dan KUD Sarwa Mukti Kecamatan Cisarua sebanyak 27 orang, yang dipilih dengan cara acak berstrata (Stratified Random Sampling), berdasarkan tingkat kepemilikan sapi produktif. Data yang dihimpun dianalisis dengan menggunakan ukuran koefisien Gini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Mayoritas peternak memiliki ternak sapi perah dengan skala pemilikan sedikit (2-3 ekor induk).
2. Rata-rata pendapatan peternak per bulan di Kecamatan Ciwidey strata I Rp. 624.226 , strata II Rp. 1.049.700 dan strata III Rp. 1.288.284. Rata-rata pendapatan peternak per bulan di Kecamatan Lembang Strata I Rp. 409.555 , strata II Rp. 847.456 dan strata III Rp. 1.447.343. Rata-rata pendapatan peternak per bulan di Kecamatan Cisarua Strata I Rp. 598.458, strata II Rp. 1.320.394 dan strata III Rp. 1.886.296.
3. Ukuran Koefisien Gini usahaternak sapi perah rakyat di Kecamatan Ciwidey sebesar 0,0787 ; di Kecamatan Lembang 0,2472 dan di Keca-matan Cisarua 0,2398.
Untuk mengurangi/menahan ketimpangan pendapatan, kebijakan penyebaran ternak sebaiknya diberikan kepada peternak dengan skala pemilikan kecil

Dairy farm is one of the potential sectors on agroindustry. The farm sectors have not contributed enough income to the holders. The farm size is too small to operate the bussiness efficiently. The average herd size are 2-3 animal units per farmer. The purpose of the study is to identify income disparity of dairy farmer and the related factors of the parameters. Observation units are dairy farmers, members of Tani Mukti KUD at Ciwidey, KPSBU at Lembang and Sarwa Mukti KUD at Cisarua Districts. The sample choosed by Stratified Random Sampling based on dairy cattle ownership. The number of sample is 122 farmers. They consisted of 57 , 38 and 27 farmers as members of each location. Data consisted of secondary and primary data. The data is analized by Gini Coefficient measurement. The result showed that:
1. The majority of dairy cattle ownership is 2-3 animal units per farmer.
2. In Ciwidey district, the average of dairy farmer income per month on the strata I were Rp.624,226 , strata II Rp.1,049,700 and strata III Rp.1,228,343. In Lembang district, the average of dairy farmer income per month on the strata I were Rp.409,555 , strata II Rp.847,456 and strata III Rp.1,447,343. In Cisarua district, the average of dairy farmer income per month on the strata I were Rp.598,458 , strata II Rp.1,320,394 and strata III Rp.1,886,296.
3. The Gini Coefficient of Ciwidey, Lembang and Cisarua district were 0.0787; 0.2472; and 0.2398 respectively.
To reduce of the disparity income distribution of dairy farmer, the government policy on dairy herd distribution is suggested to small farms.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : http://www.lppm.unpad.ac.id