Abstrak
Pengelolaan Sistem Irigasi Berkelanjutan Melalui Pendekatan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3a) Di Kabupaten Lampung Tengah
Ade Wahyudiyanto
Unpad
Indonesia
Unpad
P3A, Partisipasi Masyarakat, Pemberdayaan, Sumber Daya Air, Tenaga Pendamping Masyarakat
Pemanfaatan sumber daya air pada dasa warsa terakhir ini dirasa semakin bertambah besar, namun dibalik itu ketersediaan jumlahnya terbatas, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat yang selalu meningkat. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan prioritas dan efisiensi penggunaan air. Efisiensi penggunaan air yang tinggi (dalam hal ini irigasi) dapat terlaksana apabila perencanaan pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan tepat pada sasaran dan sarana jaringan irigasi yang mewadahi baik jumlah maupun kualitasnya (Suroto, 2005). Konsep pengelolaan sistem irigasi berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat sesuai kemampuannya diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif agar keberadaan sistem irigasi dapat terpelihara dengan baik. Jadi terpeliharanya sumber daya air dan jaringan riigasi ini nanti sangat bergantung kepada masyarakat, khususnya masyarakat petani pemakai air. Metode kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan informasi dan mendeskripsikan efektifitas pemberdayaan masyarakat petani (P3A) dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas pemberdayaan yang didapat dari berbagai informasi (data) yang sistematis, faktual dan akurat mengenai hal-hal yang didapatkan pada proses pemberdayaan masyarakat petani dalam Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) di Kabupaten Lampung Tengah. Pemberdayaan masyarakat petani (P3A) dapat dikatakan berhasil (efektif) jika tugas-tugas P3A dapat terpenuhi secara mandiri sehingga sistem irigasi dapat terlaksana secara berkelanjutan sehingga tercapailah : 1). P3A yang mandiri; 2). Jaringan irigasi terawat; 3). Produksi/ hasil pertanian meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah berjalan efektif, terlihat dari P3A Berdaya 67%, P3A Dalam Proses Berdaya 33%, P3A Belum Berdaya 0%. Faktor yang berpengaruh dalam proses pemberdayaan di Lampung Tengah adalah Tenaga Pendamping Masyarakat, Ketokohan, Kondisi ekonomi, adat/kebiasaan dan latarbelakang pendidikan masyarakat mempengaruhi proses pemberdayaan yang dilakukan.
Utilization of water resources in the last decade increasingly, but behind it is the availability of limited number, along with the growth of population and community activities that are always increasing. To overcome these problems and the necessary priority of water use efficiency. Water use efficiency (in this case irrigation) can be accomplished when planning the management of water resources is set right on target and means of irrigation networks which accommodate both the amount and quality (Suroto, 2005). The concept of sustainable irrigation system management by involving communities within its capabilities are expected to be an effective solution to the existence of an irrigation system can be maintained well. So the maintenance of water resources and irrigation networks relies heavily on this later community, especially the water user farmers. Development of participatory irrigation management is an activity or a pattern of development that became one of priority to be adapted to local conditions. Descriptive Qualitative methods used in this study to collect information and describes the effectiveness of farmer empowerment (WUA) and what factors are affecting the effectiveness of empowerment gained from a variety of information (data) systematic, factual and accurate information about the things that obtained in the process empowerment of farmers in the farmers Water User Association (WUA) in Central Lampung regency. Empowerment of farming communities (WUA) can be said to be successful (effective) if the tasks can be fulfilled independently P3A so that irrigation systems can be implemented on an ongoing basis so that was reached: 1). WUA independent; 2). Maintained irrigation, 3). Production / agricultural output increased. The results showed that the empowerment by the Government of Central Lampung regency effective, visible from 67% WUA Empowered, 33% WUA In Empowered Process, 0% WUA Not Empowered. Influential factor in the empowerment process in Central Lampung is associate personnel Society, personal, economic conditions, customs / habits and educational backgrounds affect the community empowerment process undertaken.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id