Abstrak
Pragmatic And Interaction Strategies In Mandela’s Speech: A Critical Discourse Analysis
Windi Christinasari
Unpad
Indonesia
Unpad
interaksi, intertekstualitas linguistik, pragmatik
Penelitian ini berjudul “Strategi Pragmatik dan Strategi Interaksi Dalam Pidato Mandela: Analisis Wacana Kritis”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan strategi pragmatik dan interaksi dalam pidato Mandela pada tanggal 20 April 1964 yang menunjukkan kekuatan (power) yang dimiliki Mandela juga intertekstualitas yang berhubungan dengan teks pidato tersebut yang mendukung kekuatan Mandela. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada teori utama dari van Dijk dan Wodak yang didukung oleh teori dari Mills (1997), Fairclough (1995), Jorgensen (2002), Chilton (2004), Mayr (2008) dan Fina (2008). Penulis mengambil data dari pidato Mandela pada tanggal 20 April 1964 yang kemudian menjadi sumber data dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dalam dua struktur analisis; struktur makro dan struktur mikro. Dalam tataran struktur makro, penulis menjelaskan konteks pada pidato yang mengungkap power yang dimiliki Mandela. Sementara itu, dalam tataran mikro, penulis menggambarkan dan menganalisis fitur linguistik dalam wacana. Fitur-fitur linguistik yang dimaksud adalah strategi pragmatik, strategi interaksi dan ntertekstualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pragmatik dan interaksi beserta intertekstualitas dapat mengungkap kekuatan (power) si penutur dalam pidato dengan menggunakan implikatur, presuposisi, presentasi positif bagi dirinya sendiri dan presentasi negatif bagi orang lain (pihak oposisi). Melalui strategi ini, Mandela menggambarkan dirinya sebagai manusia yang setia pada rakyatnya, berdedikasi, jujur, humanis, bertanggung jawab dan percaya akan keadilaan dan kesetaraan di bumi Afrika Selatan. Sementara pemerintah pada masa itu digambarkan sebaliknya oleh Mandela. Hal seperti inilah yang menjadikan Mandela memiliki kekuatan (power).
This research is entitled “The Pragmatic and Interaction Strategies in Mandela’s Speech: A Critical Discourse Analysis”. The research aims to analyze ragmatic and interaction strategies used in Mandela’s April 20th, 1964 speech indicating Mandela’s power, and intertextuality that forms the power of Mandela based on this speech. The research is conducted based on the theory of critical discourse analysis by van Dijk and Wodak, which are supported by theory of Mills (1997), Fairclough (1995), Jorgensen (2002), Chilton (2004), Mayr (2008) and Fina (2008). The writer takes data from the Mandela’s speech on April 20th 1964, which becomes the data source for the research. The research is performed in two analyzing structures; macrostructure and microstructures. In macrostructure, the writer explains the context of the speech, which reveled the power of Mandela. In microstructure, the writer describes and analyzes linguistic features of the texts. The linguistic features are the pragmatic strategies, which are presuppositions and implicatures, the interaction strategies, which are the positive-selfpresentation and negative-other-presentation, and intertextuality. The result of the research shows that pragmatic and interaction strategies along with intertextuality can reveal the power of the speakers from their speech, by using the presuppositions, implicatures, positive-self-presentation, negative-otherpresentation and intertextuality. Through these strategies, it shows how Mandela described himself as a loyal, dedicated, honest, humanist, responsible man who believed in justice and equality in South Africa, while the government during that period was in the opposite of his character. These descriptions of Mandela indicate the power of Mandela.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id