Abstrak
Komunikasi Dakwah Kaum Migran Studi Komunikasi Antarbudaya Dengan Pendekatan Fenomenologi Pada Da’i Kaum Migran Dalam Dakwah Islam Di Kota Bengkulu
Ujang Mahadi
Unpad
Indonesia
Unpad
dan dramaturgi., fenomenologi, interaksionisme simbolik, kaum migran, komunikasi dakwah
Penelitian dengan judul Komunikasi Dakwah Kaum Migran di Kota Bengkulu bertujuan untuk mengungkap, mengkaji dan memahami motif kaum migran menjadi da’i, ragam aktivitas dakwah yang dilakukan, model komunikasi dakwah yang digunakan, pendekatan kultural yang dilakukan, materi dakwah yang disampaikan, dan kesuksesannya dalam menyampaikan dakwah. Metode yang digunakan adalah kualitaift dengan pendekatan fenomenolog,i interaksionisme simbolik dan dramaturgis. Informan penelitian adalah 10 (sepuluh) orang da’i migran yang dipilih secara purposif sampling dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, pengamatan partisipatif, studi dokumentasi dan studi literatur terhadap hasil penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif kaum migran menjadi da’i adalah: karena Hidayah dari Allah SWT.; Perintah Wahyu dan Sunnah; Mengamalkan Ilmu; Permintaan Pihak Lain. Ragam aktivitas dakwah yang dilakukan da’i migran meliputi empat kategori yaitu: dalam bentuk ceramah dalam bentuk tulisan, dalam bentuk pendidikan dan dalam bentuk ta’lim. Model komunikasi dakwah yang dilakukan da’i migran ada tiga tipikasi, yaitu: model dakwah dialogis, model dakwah pengulangan dan model dakwah lepas. Pendekatan kultural yang digunakan da’i migran dalam dakwah adalah dengan mempelajari bahasa daerah dan memahami karakter jama’ah yang menjadi sasaran dakwah. Materi dakwah yang disampaikan da’i migran mencakup pada tiga hal, yaitu: akidah/keimanan, pendidikan akhlak dan syari’ah (muamalah).
The aims of the research in th e title of Migrant Missionary Communication in Bengkulu City are to reveal, examine, and understand migrant motive to be proselytizers, kind of missionary activity, missionary communication design, cultural approach, missionary material, and successful missionary communication. The method used is qualitative through phenomenology approach, symbolic interaction, and dramaturgical actions. The informants of this study were ten migrant proselytizers chosen by purposive sampling with decided criteria. Data of this research were collected by using intensive interview, participate observation, study documentation, and literary study of the former relevant researches as well. The result of the research displayed that motive of the migrants being proselytizer or missionaries are because of guidance from Allah SWT; command and sunnah revelation; practice sciences; and fulfilling others demand. The various activities were done by the migrant proselytizers, such as four categories: in the form of lectures, in writing, in the form of education and in the form of informal gatherings. Communication model preachers preaching that made migrants There are three tipikasi, namely: propagation model of dialogue, propagation model of repetition and propagation models off. Cultural approach is used in proselytizing preachers migrants are by learning the local language and understand the character of the congregation who became the target of propaganda.Propaganda material presented includes migrant preachers on three things, namely : faith/belief, moral education and Shari’a (muamalah).
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id