Abstrak
Pengaruh Kepuasan Atas Kualitas Pelayanan Kesehatan Dan Tarif Rumah Sakit Terhadap Pasien Pulang Paksa: Suatu Kajian Literatur
Erdi Gunawan
Unpad
Indonesia
kepuasan, kualitas discharge against, pulang paksa, Quality, rates, satisfaction, Tarif
Ketidakpuasan pelayanan kesehatan yang diterima pasien akan menimbulkan konflik dalam diri pasien dan keluarganya, sehingga seringkali pasien mengadukan ketidakpuasannya kepada media massa baik cetak maupun elektronik, bahkan ada yang sampai ke meja pengadilan. Kasus yang sering terjadi sebagai akibat dari ketidakpuasan pasien adalah permohonan pindah ke rumah sakit lain (dirujuk), pulang dalam keadaan terpaksa sebelum sakitnya sembuh (pulang paksa), bahkan tidak jarang pula pasien yang memilih kabur (pulang tanpa pamit) dari rumah sakit. Bila mengacu pada ketentuan dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, dipersyaratkan bahwa standar kejadian pulang paksa di rumah sakit adalah ? 5%.Proporsi kejadian pulang paksa di tiap rumah sakit berbeda-beda. Di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah tahun 2006 tercatat 469 kasus (5,37%) dari 8.733 pasien keluar dari rumah sakit. Di RSUD Jampangkulon Kabupaten Sukabumi tahun 2011, kejadian pulang paksa mencapai 23,36% dari 4.815 orang pasien yang menjalani rawat inap. Kasus yang sama mugkin terjadi di rumah sakit lain. Penyebab terjadinya kasus pasien pulang paksa pun berbeda dari tiap rumah sakit, namun penyebab utama yang sering terjadi adalah karena alasan kepuasan terhadap pelayanan rumah sakit dan masalah biaya.Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan atas kualitas pelayanan kesehatan dan tarif rumah sakit terhadap pasien pulang paksa dan merupakan suatu kajian literatur. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepuasan atas kualitas pelayanan kesehatan dan tarif rumah sakit terhadap kejadian pasien pulang paksa.
Dissatisfaction with health care received by patients will lead to conflict in the patient and his family, so often patients complain about dissatisfaction with the mass media both print and electronic, even up to court. Cases often occur as a result of patient dissatisfaction was a request to move to another hospital (referred), came home he had before his illness cured (forced return), even infrequently, patients who chose to flee (go home without saying goodbye) from the hospital. When referring to the provisions of the Decree of the Minister of Health numbers: 129/Menkes/SK/II/2008 on Minimum Service Standards Hospitals, required that the standard incident forced the hospital to go home is ? 5%. The proportion of incidence discharge again medical advice is different. In Central Lombok Praya Hospital in 2006 recorded 469 cases (5.37%) of 8733 patients discharged from the hospital. In hospitals Jampangkulon Sukabumi in 2011, the incidence of discharge again medical advice 23.36% of the 4815 patients who underwent hospitalization. The same case may occur in other hospitals. Cause of the discharge again medical advice was different from each hospital, but the main cause is often the case is due to the reason of satisfaction with hospital care and rates issues. Writing this article aims to determine the influence of satisfaction on the quality of health services and hospital rates on the incidence discharge again medical advice and be a literature review. The results of this study indicate that there is an influence of satisfaction with the quality of health services and hospitals rates on the incidence discharge again medical advice.