Abstrak
Komunikasi Magis Dukun (Studi Fenomenologi Tentang Kompetensi Komunikasi Dan Konstruksi Sosial Dukun Dalam Perspektif Dirinya Di Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur)
Ali Nurdin
Unpad
Indonesia
Unpad
dukun, komunikasi, magis
Penelitian ini berangkat dari fenomena maraknya orang mempercayai dan mendatangi dukun. Dukun diyakini memiliki kemampuan dan keahlian dalam memberikan sugesti dalam proses menyembuhkan dan menolong orang. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman, kemampuan dan keahlian dukun dalam melakukan pekerjaannya mengobati dan menolong klien ? dan bagaimana dukun mengkonstruksi diri dalam kehidupan sosialnya ? . Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan mengeksplorasi secara mendalam tentang kompetensi komunikasi magis dan konstruksi sosial dukun berkaitan dengan pekerjaannya dalam melayani dan mengobati klien. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan metode penelitian kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah dukun dan klien yang ada di wilayah Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur. Sumber data atau informan dipilih secara purposive dengan syarat informan yang mengalami secara langsung peristiwa yang menjadi fokus penelitian, mampu menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya, dan bersedia dijadikan informan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Teknik analisis data menggunakan tiga alur kegiatan yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Sedangkan teori yang digunakan adalah fenomenologi Alfred Schutz, interaksi simbolik, dan konstruksi sosial. Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang kemampuan dan keahlian yang dimiliki dukun adalah suwuk, petungan, penerawangan, dan prewangan. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki dukun di atas melahirkan konsep komunikasi baru yaitu komunikasi suwuk, komunikasi petungan, komunikasi penerawangan, dan komunikasi prewangan. Sedangkan konstruksi diri yang digunakan dukun untuk menyebut pekerjaannya yaitu sebagai tukang syarat, tukang suwuk, dan sebagai tabib.
The rising phenomenon of people’s trust in shamans is the background of this study. Some believe that shamans have the ability and expertise to provide suggestions in the process of healing and helping people. This study has two case studies; namely, (1) How the experience, ability and expertise of shamans have contributed in the job of healing and helping clients? And (2) how do shamans organize their social life? In addition, it is aimed at an in-depth examination and exploration of the magical communication competency and the social organization of the shamans in the job of serving and healing their clients. Hence, the study uses a phenomenological approach with qualitative methods. The subjects of this research are the shamans and their clients in Lamongan-East Java. The sources of data are taken from the purposively selected informants, provided that they have experienced first-hand the events that are the focus of the study, and that they are able to recount events and they are willing to be used as research informants. Moreover, the data collection techniques used in this study include interviews, observations, and document reviews; data analysis includes tree workflow of activities. There are data reduction, data presentation, and conclusion/verification. The study’s theory uses the phenomenology of Alfred Schutz ¯ symbolic interaction and social construction. The result of this research is to describe about the shaman’s compentency and expertise, which consists of suwuk, petungan, penerawangan and prewangan communication. In this study, the shaman’s capability has raised a new concept of communication. Moreover, the shamans refer to their job as tukang syarat, tukang suwuk, and tabib.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id