Abstrak
Hubungan Persepsi Mengenai Teknik Disiplin Pembina Asrama Dengan Penalaran Moral Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School
Ditha Damayanti
Unpad
Indonesia
Unpad
Boarding School, penalaran moral, remaja, teknik disiplin
SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School (SMAN CMBBS) memiliki aturan-aturan yang harus diterapkan kepada semua siswa. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang melanggar peraturan yang sudah diterapkan seperti tidak sholat berjama’ah di mesjid dan tidak menggunakan bahasa Arab/Inggris dalam percakapan, tetapi di sisi lain masih ada siswa yang mengikuti aturan yang berlaku. Penalaran moral yaitu pertimbangan bagaimana seseorang sampai pada keputusan bahwa sesuatu itu baik atau buruk (Kohlberg, dalam Setiono, 2008). Dalam penalaran moral diperlukan adanya kesempatan untuk alih peran (role taking) yakni kesempatan untuk mengambil sikap dari sudut pandang orang lain, menempatkan diri pada posisi orang lain dan menjadi sadar terhadap pikiran dan perasaan orang lain. Kesempatan alih peran didapatkan dari penerapan teknik disiplin yang dilakukan pembina asrama pada siswanya. Teknik disiplin dibagi ke dalam 3 bentuk, yaitu teknik disiplin power assertion, love withdrawal, dan induction (Hoffman, 1970). Penelitian ini dilakukan kepada 100 orang siswa dengan teknik sampling stratified randomized sampling. Metode yang digunakan adalah metode korelasional dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner teknik disiplin yang mengacu pada teori Hoffman (1970) dan alat ukur Defining Issues Test yang telah melalui proses adaptasi bahasa. Analisis data yang dilakukan menggunakan uji Multiple Correlation dan menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0.632. Hal ini berarti adanya hubungan antara persepsi siswa terhadap teknik disiplin power assertion, love withdrawal, dan induction yang diterapkan pembina asrama dengan kemampuan siswa memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang menyangkut moralitas.