Abstrak
Gambaran Mengenai Self Regulation Pada Penari Tradisional Studi Pada Penari Tradisional Dari Kelompok Tari Cioff Indonesia
Alifah Zahra
Unpad
Indonesia
Unpad
Penari, self regulation
Saat ini kegiatan tari tradisional mulai marak dipresentasikan di berbagai kalangan usia. Menari yaitu melakukan gerak tari yang dihasilkan dari perpaduan antara gerak tubuh dan irama musik pengiring tarian. Integrasi gerak dan irama musik ditunjang besar oleh aspek emosi. Suatu sanggar tari biasanya akan menampilkan tarian, terlepas dari apakah penari itu professional ataupun amatir. Pada saat pertunjukkan biasanya penari merasakan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil dari sebuah tarian seperti gejolak emosi pada saat akan tampil, disaat yang sama penari harus mampu melakukan penghayatan terhadap gerakan dan tarian, dan perlunya kerjasama yang baik antar penari. Self regulation atau pengaturan diri akan membantu penari dalam melakukan penyesuaian diri diatas panggung. Sehingga self regulation akan menunjang penari dalam menghasilkan sebuah tarian yang bagus. Rancangan penelitian yang digunakan adalah non experimental quantitative research dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini melibatkan sebanyak 21 penari yang merupakan penari CIOFF Indonesia dengan menggunakan teknik purposive sampling. Variabel self regulation diukur dengan kuisioner “Self Regulation pada Penari Tradisional” dan bagus atau tidaknya sebuah tarian dilakukan dengan observasi ketika menarikan tari topeng. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas penari CIOFF memiliki self regulation berada pada kategori tinggi, yang mengacu kepada hampir semua dimensi berada pada kategori “tinggi”. Untuk hasil observasi didapatkan bahwa penari CIOFF sudah dapat menghasilkan tarian dengan bagus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara umum penari CIOFF dengan self regulation berada pada kategori tinggi sudah dapat menghasilkan suatu tarian yang bagus.