Abstrak
Hubungan Strategi Penanggulangan Stres Terhadap Derajat Stres Pada Guru SMA Bersertifikasi Di SMAN 10 Padang Yang Mengambil Tambahan Jam Mengajar Di Sekolah Menengah Swasta
Fitra Suharya
Unpad
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Unpad
coping stress, Guru, sertifikasi guru
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru bersertifikasi diwajibkan memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka perminggu. Salah satu alternatif bagi guru yang tidak dapat memenuhi beban jam mengajarnya di sekolah adalah dengan mengajar di sekolah swasta. Namun, tidak seperti di kota besar, di daerah non-kota besar terdapat kesenjangan kualitas antara sekolah negeri dengan sekolah swasta. Perbedaan tersebut menyebabkan guru-guru dari sekolah negeri unggulan mengalami kesulitan dan hambatan dalam melaksanakan tugasnya di sekolah swasta. Hambatan dan kesulitan tersebut menyebabkan stres pada guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi coping stress terhadap derajat stres guru bersertifikasi yang mengambil tambahan jam mengajar di sekolah swasta. Subjek penelitian merupakan 20 guru bersertifikasi di SMAN 10 Padang yang mengambil tambahan jam mengajar di sekolah swasta. Rancangan penelitian yang digunakan berupa penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner coping stress yang mengacu pada teori Lazarus & Folkman (1984) dan kuesioner derajat stres berdasarkan teori respon stres Taylor (1999). Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi Square dan didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0,361. Berdasarkan kriteria terima H0 jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat hubungan antara strategi coping stress dengan derajat stres pada guru SMA bersertifikasi di SMAN 10 Padang yang mengambil tambahan jam mengajar di sekolah menengah swasta. Sehingga dalam kasus pada penelitian ini, rendah atau tingginya derajat stres yang dialami oleh guru tidak memiliki hubungan dengan penggunaan strategi penanggulangan stres tertentu, apakah dominan menggunakan Problem Focused Coping atau Emotional Focused Coping.