Abstrak
Sistem Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Desa Lapa Taman Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep
Edi Yulianto
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Alam, masyarakat, Model, Pengelolaan, pesisir
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi tahun 1992 menghasilkan Dokumen Konvensi Perubahan Iklim dan Konvensi Keanekaragaman Hayati. Keprihatinan besar dalam pembahasan isu-isu global antara lain menyangkut perubahan iklim dan kenaikan paras laut yang salah satu dampak negatifnya mengancam tenggelamnya daerah-daerah pesisir dan perubahan struktur produksi pangan dari laut yang tidak dapat dikontrol. Beberapa negara saat ini sangat merasakan dampak negatif perubahan iklim tersebut terutama masyarakat yang bermukim dalam radius wilayah pesisir seperti kekurangan sumber air bersih akibat intrusi air laut yang mencapai wilayah pemukiman yang jauh ke arah darat. Masyarakat Desa Lapa Taman telah melakukan pengelolaan sumber daya alam secara spontanitas, berdasarkan yang mereka pahami turun-temurun. Rasa memiliki masyarakat Desa Lapa Taman terhadap sumber daya alam tersebut merupakan ha l penting dalam pelibatan masyarakat secara aktif dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam. Kecenderungan pada aspek pemanfaatan dalam pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan masyarakat Desa Lapa Taman selama ini menuntut dioptimalkannya pengelolaan sumber daya alam yang sesuai dengan kaidah kelestarian lingkungan dan berkelanjutan. Masyarakat desa dapat dilatih dan diperkuat kemampuan dan kapasitas serta diberi kepercayaan untuk bertanggung jawab dalam proses perencanaan, pelaksanaaan pengelolaan, pengawasan, dan keberlanjutannya. Diharapkan paradigma pun akan berubah, dari masyarakat pemanfaat murni menjadi pengelola sumber daya alam mereka sendiri.