Abstrak
Peranan Aromatase Inhibitor dalam Induksi Ovulasi
Dr. Wiryawan Permadi, dr., Sp.OG(K)
Universitas Padjadjaran, Disampaikan pada PCOS, Endometriosis, and Adenomyosis Conference & Exhibiton (P.E.A.C.E) Jakarta, 3-4 Desember 2013
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Disampaikan pada PCOS, Endometriosis, and Adenomyosis Conference & Exhibiton (P.E.A.C.E) Jakarta, 3-4 Desember 2013
Aromatase Inhibitor, Induksi Ovulasi
Dengan berkembangnya pola kehidupan dimana wanita lebih memilih menunda usia kehamilan dalam kehidupannya, telah menempatkan wanita-wanita ini dalam risiko sulit mendapatkan kehamilan[1]. Induksi ovulasi adalah suatu cara untuk mengatasi masalah infertilitas yang disebabkan oleh keadaan anovulasi. Penatalaksanaan induksi ovulasi yang sekarang banyak dipakai adalah dimaksudkan agar wanita ini dapat mencapai paling tidak ovulasi folikel tunggal ataupun mencapai ovulasi dengan lebih dari satu folikel, yang dikenal dengan teknik pendekatan superovulasi atau controlled ovarian hyperstimulation. Induksi ovulasi hanya dibatasi dan optimal pada pasien-pasien dengan fungsi pituitari yang utuh , yaitu mereka yang dikategorikan ke dalam kelompok I (hipogonadotropik hipogonadisme) dan II (sebagian besar memiliki masalah sindroma polikistik ovari) berdasarkan kriteria World Health Organization mengenai kelainan ovulasi. Seperti yang telah disinggung diatas, tujuan yang diinginkan adalah sedapat mungkin mendapatkan sebuah folikel (untuk menghindari risiko kehamilan kembar) yang dapat mencapai ukuran pre-ovulasi dan berhasil berovulasi dan pada saat yang bersamaan mendapatkan kadar Estradiol dan ketebalan endometrium yang cukup implantasi dan mempertahankan kehamilan. Aromatase inhibitor merupakan tambahan modalitas yang ikut melengkapi “perlengkapan persenjataan” dalam terapi untuk infertilitas. Obat ini mudah diberikan (per oral), mudah digunakan, dan relatif tidak mahal, dengan efek samping yang kecil