Abstrak
Karakteristik Gangguan Pendengaran Sens0rineural Bilateral Kongenital Pada Anak Yang Dideteksi Dengan Pemeriksaan Bera Dl Bagian Ilmu Kesehatan Tht-kl Fk Unpad / Rs Perjan Dr.hasan Sadikin Bandung
Yuss Afriani Dewi
Unpad
Indonesia
Unpad
Anak, BERA, child, Congenital bilateral sessorineural hearing loss, Gangguan pendengaran sensorineural bilateral kongenital
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui berbagai aspek gangguan pendengaran kongenital baik dari segi klinik maupun sosiologik. SubJek dan Metoda: Subjek penelitian adalah anak yang dilakukan pemeriksaan BERA di Bagian llmu Kesehatan THT-KL FK UNPAD/RS PERJAN dr. HASAN SADIKIN Bandung dengan gangguan pendengaran sensorineural bilateral kongenital selama periode April 2002 – April 2005. Penelitian dilakukan secara deskriptif retrospektif. Hasil Penelitian : Sebanyak 286 anak yang termasuk dalam penelitian terdiri dari 149 (52,1%) laki-laki dan 137 (47,9%) perempuan. Sekitar 58,8% anak terdeteksi pada umur > I sampai 3 tahun. Usia anak saat dicungai menderita gangguan dengar rnulai dari umur 5 bulan sampai 14 tahun. Tenggang waktu antara usia pada saat mulai dicurigai adanya gangguan pendengaran sampai dilakukan pemeriksaan BERA adatah 82 (28,7%) < 6 bulan, 72 (25,2%) antara > 6 bulan sampai < 1 tahun, 70 (24,4%) antara > 1 sarnpai < 2 tahun. Penderita lebih banyak berasal dari daerah perkotaan yaitu 149 (52%) anak dan sebagian besar dirujuk oleh Spesialis THT sebanyak 129 (45%) anak. Derajat gangguan pendengaran terbanyak adalah derajat berat sebanyak 181 (63,3%) anak dan derajat sangat berat sebanyak 96 (33,55%) anak, sebagian besar bersifat simetris (71%) Faktor resiko terbanyak adalah faktor resiko yang tidak dapat diidentifikasi (51,05%) kemudian prematur/BBLR (13,63%), asfiksia (13,29%), Hiperbilirubinemia (8,746/o), and rubella (7,34%). Kesimpulan: Anak-anak dengan gangguan pendengaran sensorineural bilater kongenital lebih banyak mempunyai faktor resiko yang tidak dapat diidentifikasi. Usia curiga pada saat anak-anak dideteksi mengalami gangguan pendengaran rmasih tinggi. Agar deteksi dapat lebih dini, perlu peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan dan masyarakat dan perlu upaya pencegahan terhadap faktor resiko.
Objective: The purpose of this study is to explore the clinical and sociological characteristics of congenital bilateral sensorineural hearing loss. Subject and Methods : Subjects were children who suffel from congenital bilateral sensorineural hearing loss diagnosed by BERA in department of ORL-HNS Hasan Sadikin Hospital from patient’s record and presented descriptively. Result : 286 children included in the study consist of 149 (52,1%) males and 137 (47,9%) females. Moere 958,8%) children’s age that first suspected to have hearing disorder was between 5 months and 14 year old. The delay between suspected and diagnosis is 82 (28,7%) < 6 months, 72 (25,2%) between > 6 months-< 1 year, 70 (24,4%) between > 1 – < 2 year. Fifty-two percent (149) subject came from urban area and 45% (129) of them were referred by ORL specialists. The degrees of hearing loss are severe 181 (63,3%) and profound 96 (33,55%). most cases (71%) are symmetrical. The cause of hearing loss in 51,05% of children couldn't be determined, 13,63% were premature/low birth weight, 13,29% were an asphyxia, 8,74% were hyperbilirubinemia, and 7,34% were rubella.