Abstrak
Penyusunan Alat Ukur Kemampuan Bahasa Pada Anak Usia Prasekolah (3 – 6 Tahun) Di Kota Bandung
Susanthi Pradini
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Alat ukur psikologi, Bahasa Indonesia, child language skills, Indonesian, kemampuan bahasa anak, language development, perkembangan bahasa, prasekolah, preschool, psychological testing
Pada usia prasekolah (3 – 6 tahun), perkembangan anak di segala aspek berkembang pesat salat satunya perkembangan bahasa. Bahasa merupakan aspek penting yang dapat membantu anak mengenali lingkungan dan dunia, karena bahasa merupakan media komunikasi anak dengan lingkungannya. Pada usia 3 – 6 tahun kemampuan bahasa anak baik secara ekspresif, reseptif, maupun artikulasi mulai berkembang secara bertahap pada komponen bahasa sintaksis, semantik, pragmatis, morfologi, dan fonologi. Keterlambatan bicara pada anak dapat menjadi indikator terjadinya gangguan perkembangan dan bahasa. Namun, hingga saat ini belum ada alat ukur yang melihat kemampuan bahasa anak usia prasekolah di Indonesia. Penelitian ini memfokuskan pada penyusunan alat ukur kemampuan bahasa pada anak usia prasekolah dimulai dari penurunan konsep dan indikator berdasarkan teori perkembangan bahasa usia prasekolah menurut Owens (2008) hingga uji coba alat ukur kepada anak usia prasekolah di kota Bandung. Alat ukur ini disusun kedalam tiga skala kemampuan, yaitu bahasa ekspresif, reseptif, dan artikulasi dan 8 subtes yang mengukur kelima kompoen bahasa. Sebanyak 3 subtes mengukur kemampuan bahasa ekspresif, 3 subtes mengukur bahasa reseptif, dan 2 subtes mengukur kemampuan artikulasi. Berdasarkan hasil ujicoba alat ukur terhadap 175 anak usia 3 – 4 tahun di kota Bandung didapat data bahwa alat ukur kemampuan bahasa anak usia prasekolah sudah memiliki sebanyak 45 butir soal yang baik dan valid berdasarkan bukti validitas konten, struktur internal dan hubungan antar dimensi menggunakan Confirmatory factor analysis (GFI, NFI, CFI > 0,9), serta konsekuensi tes dengan menggunakan uji beda Mann-Whitney (H0 ditolak; ?ssymp sig. < 0,05) untuk semua subtes di semua skala. Namun 2 subtes masih memiliki reliabilitas yang rendah (MC=0,630; KP=0,536) yaitu subtes pada skala kemampuan bahasa reseptif. Sedangkan subtes lainnya sudah reliabel (MG=0,893;PK=0,90;MK=0,767;PP= 0,738; MO=0,763 ;MB=0,716). Oleh karena itu diperlukan modifikasi kualitas dan kuantitas butir soal untuk subtes pada skala kemampuan reseptif. Development of preschool child (3 - 6 tahun) is rapidly growth in all aspect. One of those develompent is language development. Language is important aspect for children to learn his own environment and world, because language is communication media beetween them. The language skill of 3 - 6 years old children has developed gradually in expressive, receptive, and articulation skill. Those language skill including five language component such as syntactic, semantic, pragmatic, morphologic, and phonologic. Language delay in child might be an indicator for language impairement or other development impairement in child. However, there is no psychological testing which measure language skill in preschool children yet. The research is focusing on constructing language skill test for preschool children start from deriving preschool language development concept by Owens (2008) into items and try out procedures to preschool children in Bandung. The language skill test consist of three scales which measures expressive language skill, reseptive language skill, and articulation skill including 5 components of language in 8 subtests. Each scale measured by 2 - 3 subtests, 3 subtests for expressive language skill, 3 subtests for receptive language skill, and 2 subtests for articulation skill. According to the try out result to 175 preschool children in Bandung, the test that consist of 45 items in 8 subtest has a good items. The test also valid for all subtests and scales according to content test, internal structure and correlation beetween dimension using confirmatory factor analysis (GFI, NFI, CFI > 0,9), and test consequences using Mann-whitney test to campare children with high and low score achievement group (H0 Refused; ?ssymp sig. < 0,05). However, 2 subtest in receptive language skill still has low reliability coefficient (MC=0,630; KP=0,536). So, the items in those subtests needs to modify quantitatively and qualitatively. Whereas, another subtest has high reliability coefficient (MG=0,893;PK=0,90;MK=0,767; PP=0,738; MO=0,763;MB=0,716).