Abstrak
Komunikasi Pengambilan Keputusan Untuk Pemellharaan Kesehatan Reproduksi Pada Ibu -ibu Rumah Tangga Di Pedesaan
Dr.Hj. Mien Hidayat,Dra.,M.S.
Unpad
Indonesia
Unpad
ibu-ibu, kesehatan reproduksi, pedesaan, rumah tangga, wanita
Salah Satu pennasalahan yang dihadapi wanita terutama di pedesaan adalah keikutsertaan dalam merumuskan dan mengambil keputusan dalam keluarga, masyarakat maupun pemerintahan yang masih amat terbatas. Termasuk keterlibatan dalam pengambilan keputusan untuk pemeliharaan kesehatan reproduksi. Munculnya masalah ini terjalin dengan adanya keterbatasan lain yang menimpa wanita seperti pendidikan, akses ke media massa, akses ke pelayanan umum yang ada di desa dan perlindungan kesehatan serta hak reproduksi.
Melalui pengaruh kekuatan dua faktor yaitu komunikasi dan kesetaraan kedudukan istri dan suami dalam keluarga, bargaining position ibu-ibu rumah tangga dalam pembuatan keputusan pemeliharaan dan hak-hak reproduksi dapat didongkrak naik. Hal ini telah berlangsung pada sebagian rumah tangga-rumah tangga di pedesaan. Hanya terjadinya pergeseran dalam struktrur kekuasaan dari suami ke istri dalam pengambilan kcputusan untuk aspek kesehatan reproduksi, cenderung tidak berlangsung secara ikhlas. Oleh karena motivasi pembagian kekuasaan itu adalah ketidak mampuan suami dalam mengantisipasi permasalahan yang dihadapai keluarga, akibat keterbatasan informasilpengetahuan kesehatan dan hak-hak reproduksi.
One problems faced by most women in villages are limited participation in formulating and making decision whether in a family, society or government. 111ese include their participation in making decision on reproduction health prevention. The rise of these problems is related to the oth~ women limitations such as, education, acces to mass media, acces to public services provided in the villages, health prevention and reproduction rights.
Through influences from two strong factors, i.e. communication and equal level between husband and wife in a family, bargaining position of mothers in making decision of reproduction care taking and rights can be increased. It has been happening in some families in villages. Howeyer, the slight move of powel from a husband to his wife in decision making of reproduction health aspects tend to happen untruthfully. Therfore, motivation of the power distribution is raised from a husband’s disabiiuy to anticipate problems faced by family, and by lack of infonnation/knowledge on health and reproduction rights.