Abstrak
Konstruksi Sosial Anggota Geng Motor Di Kota Bandung
Purwanti Hadisiwi , Jenny Ratna Suminar
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Geng Motor, Konsep Diri, Konstruksi social, makna diri, motorcycle gang, self concept, Social construction
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi makna diri anggota geng motor, pengharapan anggota geng motor akan diri yang ideal, dan dinamika pembentukan makna diri geng motor yang meliputi latar belakang komunikasi dengan keluarga, sesama anggota geng motor, dan lingkungan sekitar mereka. Kejahatan geng motor selalu meresahkan masyarakat, karena kebrutalannya dalam merusak dan membunuh korban tanpa alasan yang jelas. Pola kejahatannya sama, yaitu dengan mengendarai sepeda motor, mereka merusak dan merampok mini market atau mengejar korban yang tidak bersalah, melukai atau bahkan membunuhnya. Melalui wawancara mendalam terhadap 9 informan, penelitian ini mencoba membangun realitas geng motor di kota Bandung. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebelum bergabung dengan geng motor, mereka melihat dirinya biasa saja, namun setelah bergabung dengan geng motor mereka merasa diri “pang aingna”. Anggota geng motor secara kognitif sebenarnya menyadari kalau diri yang ideal adalah menjadi “pemuda baik-baik” seperti yang diharapkan masyarakat. Namun, interaksi dengan teman-teman dalam geng motornya membuat mereka berperilaku “ideal” versi kelompok itu. Selain itu, tidak sepenuhnya benar anggapan tentang anggota geng motor berasal dari keluarga “broken home” namun, komunikasi dalam keluarga memang sangat minim.
The purpose of this study is to identify the self meaning of motorcycle gang members, their expectation to become an ideal type , and the dynamics of self-construction and background of a motorcycle gang which is includes communication with family, fellow members of the gang, and the environment around them. Motorcycle gang crime is always disturbing the public, because of their brutality in damaging and killing the victim for no reason. They have same crime pattern. They ride a motorcycle, destroy and rob mini market or chase an innocent victim, injure or even kill them. Through in-depth interviews with 9 informants, the study aims to construct the reality of motorcycle gang members in Bandung. The study showed that prior to become a motorcycle gang member, they see themselves as an ordinary people, but after joining the motorcycle gang they feel themselves as “pang aingna” which is means “I’m the most”. Cognitively, motorcycle gang members are aware that the ideal type is become a “good man” as expected by the public. However, interaction with friends in his gang make them behave in an “ideal” version of the group. Moreover, the assumption about the motorcycle gang members came from “broken home” family is not quite right although family communication was minimal.