Abstrak
Studi Mengenai Irrational Beliefs Rasa Marah Untuk Menyusun Rancangan Intervensi Pengelolaan Rasa Marah Dengan Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Sekar Titisani Setiadi, S. Psi., Dr. Rismiyati E. Koesma, Psikolog, Kustimah, S. Psi, M. Psi., Psikolog
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Anger Management, domestic violence, irrational beliefs of anger, kdrt, keyakinan irasional rasa marah, pelaku wanita, Pengelolaan Rasa Marah, REBT, woman perpetrators
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tidak hanya dilakukan oleh pria, tetapi juga wanita. Tindakan kekerasan itu dilandasi rasa marah yang meluap setelah tersimpan cukup lama. Semua orang pernah merasakan marah, tetapi bentuk rasa marah yang tidak sehat berasal dari keyakinan irasional yang justru dapat membuat seseorang bertindak kekerasan bahkan pada anggota keluarganya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keyakinan irasional rasa marah pada wanita pelaku KDRT yang akan digunakan untuk menyusun rancangan intervensi pengelolaan rasa marah. Keyakinan irasional rasa marah dapat digali melalui teori Rational Emotive Behavior Therapy dengan menggali situasi pengaktivasi (A), keyakinan (B), dan konsekuensi (C) yang terjadi. Penggalian keyakinan irasional rasa marah, terutama dapat dilihat melalui keempat aspeknya, yaitu meyakini bahwa situasi benar-benar sangat buruk, tuntutan dogmatis, toleransi frustrasi rendah, serta penilaian bahwa orang lain salah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif studi kasus dengan dua kegiatan penelitian. Kegiatan pertama untuk mendeskripsikan keyakinan irasional rasa marah, sedangkan kegiatan kedua untuk menyusun rancangan intervensi pengelolaan rasa marah berdasarkan hasil kegiatan pertama. Alat ukur yang digunakan berupa panduan wawancara serta observasi sebagai data penunjang. Hasil penelitian menemukan bahwa keyakinan irasional yang menyebabkan pelaku melakukan tindakan kekerasan hingga menghilangkan nyawa adalah adanya keyakinan bersifat negatif dan absolut berdasarkan cara pandang yang berpusat pada diri sendiri serta menyalahkan semua situasi buruk yang terjadi akibat perlakuan korban bahwa korban pasti berbuat jahat kepadanya. Pelaku memiliki harapan untuk memperoleh penerimaan, tetapi korban dianggap menghambat sehingga membuatnya frustrasi. Dari sini muncul rasa marah berlebihan yang membuatnya tidak mampu berpikir tentang alternatif pemecahan lain selain dengan melukai korban. Rancangan intervensi ini bertujuan untuk mengubah cara berpikir dari irasional menjadi rasional. Melalui teknik Dispute (D) dalam REBT, diharapkan para pelaku dapat menilai situasi dan orang lain secara lebih fleksibel sehingga memiliki efek baru (E), berupa emosi yang sehat, pemikiran konstruktif, serta menghasilkan perilaku yang fungsional dalam menyelesaikan konflik dengan orang lain.
Domestic violence not only committed by men, but also women. That violent acts encouraged by anger overflowed after stored long enough. Everyone had to feel angry, but this form of unhealthy anger came from the irrational belief that made a person behave dysfunctionally which is committed violent manner even to her own family members. Therefore, this study aimed to describe the irrational belief of anger in woman perpetrators of domestic violence that would be used to formulate an anger management intervention. Irrational beliefs of anger could be explored by Rational Emotive Behavior Therapy theory through explored the Activating Event (A), the Beliefs (B), and the Consequences (C) of domestic violence situation based on woman perpetrators. Inquiry about irrational beliefs of anger, especially visible through the fourth aspect, which is awfullizing, dogmatic demands, low frustration tolerance, and other rating. After obtained description of irrational beliefs of anger, this study could formulate design of interventions about anger management in woman perpetrators of domestic violence. The research method used case study qualitative research method with two research activities. The first activity to describe the irrational beliefs of anger, while the second activity to construct anger management interventions based on the results of the first activity. The measuring instruments used an interview guideline and observation as supporting data. This study suggested that irrational beliefs which caused perpetrators did violent acts until the victim passed away was negative and absolute beliefs based on self centered the way of view to blame all bad situation because of victims that victims must have committed crimes against them. Perpetrators had goals to obtained affection, but the victim restricted their goals and made the perpetrators frustrated. There was excessive anger that didn’t make her think the other alternative way to resolve this problem, except injuring the victim. Therefore, the design of intervention aimed to changing the way of thinking of the irrational becomes rational. Through the REBT technique, called Disputing (D), the perpetrators could assess the situation and other person more flexible so that they had new effects (E) which is healthy emotional, constructive thoughts, and functional behavior to resolved conflicts with others.