Abstrak
Analisis Rantai Pasok dan Rantai Nilai Beras di Jawa Barat
Sulistyowati, Ronnie S.Natawidjaja
Universitas Padjadjaran, Jurnal Agrikultura Volume 21 Nomor 2 Agustus 2010
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Jurnal Agrikultura Volume 21 Nomor 2 Agustus 2010
beras, Keterkaitan Pasar, Market Integration, nilai tambah, rantai nilai, rantai pasok, Rice, Supply Chain, value added, Value Chain.
Harga beras menjadi penyumbang terbesar pada inflasi nasional. Tingkat inflasi dan fluktuasi harga yang tinggi sangat memberatkan masyarakat dan meningkatkan angka kemiskinan karena sebagian besar rumah tangga di Indonesia adalah konsumen beras. Daiam usaha untuk mencari faktor penting penyebab terjadinya kenaikan dan fluktuasi harga beras, penelitian ini bermaksud untuk mengkaji sisi penawaran betas dengan menelusuri dan menganalisis rantai pasok dart tingkat petani sampai pasar konsumen. Hasil penelitian ini menangkap indikasi bahwa kelembagaan pada pemasaran beras saat ini berpotensi rnenciptakan biaya transaksi tinggi bagi petani dan proses nilai tambah rendah. Pemeran utama yang berpengaruh pada keberlanjutan iantai pasok beras adalah produsen benih dan pupuk, penggilingan, pedagang skala sangat besar, Bulog, dan Pasar Induk Cipinang. Secara umum harga beras dan harga gabah di Jawa Barat terkait dengan kuat secara vertikal, menunjukkan adanya integrasi pasar yang baik dan efisien. Rantai pemasaran yang menghasilkan nilai tambah paling tinggi adalah rantai beras kualitas premium ke Horeca dan Supermarket di kota besar meskipun segi volume daya serapnya terbatas. Peluang investasi terdapat pada aktivitas dengan nilai tambah tinggi, namun terkendala dalam pernhiayaan, yakni pada aktivitas usahatani (khususnya mekanisasi), pengeringan, penggilingan, pergudangan dan transportasi.
Rice price has the largest contribution to national inflation rate. High inflation rate and food price fluctuation create hardship to especially to low income consumers and increases poverty level since the majority of household in Indonesia is rice net consumer. To find important factors causing surge in rice price and high fluctuation, this research study the supply chain of rice following and analyzing market chain from farmer to consumer areas. The study indicates problem in marketing institutional setting that potentially to create high transaction cost to farmers and low value added. Factors that determine the sustainability of rice supply chain are seed and fertilizer producers, processor, large traders, Bulog and Cipinang central market. In general, milled rice and un husked rice prices in West Java are vertically integrated which indicates strong market integration and efficiency. Market chain that creates the highest value added is premium rice chain to Horeca and supermarket in large cities. However, rice production absorbed to this modern channel is still limited at the moment. Investment opportunity is mainly available on the value adding activities in the chain such as faun mechanization, drying, milling, storaging, and transportation.