Abstrak
Gambaran Profil Kecerdasan Emosi Pada Mahasiswa S1 Universitas Padjadjaran Semester 3-6
Ahmad Nur Dinan Aghnatya
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
emotional intelligence, kecerdasan emosi, mahasiswa semester 3-6, sophomore and junior year student, universitas padjadjaran
Mahasiswa S1 Universitas Padjadjaran yang berada di semester 3-6 memiliki tuntutan untuk dapat mengeksplorasi berbagai aktivitas dalam domain akademik, organisasi, dan relasi sosial secara seimbang. Dengan demikian, mahasiswa memerlukan kecerdasan emosi yang sudah berkembang secara efektif agar dapat memenuhi tuntutan tersebut. Kecerdasan emosi adalah kombinasi dari keterampilan dan kemampuan berkaitan dengan emosional dan sosial yang akan menentukan seberapa efektif kita memahami dan mengekspresikan diri kita, memahami orang lain dan berrelasi dengan mereka, serta menyelesaikan tuntutan sehari-hari (Bar-On, 2013, dalam reuvenbaron.org). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran profil kecerdasan emosi pada mahasiswa S1 Universitas Padjadjaran semester 3-6. Penelitian ini dilakukan pada 187 orang mahasiswa program Sarjana di Unpad yang sedang menempuh kuliah di semester 3 dan 5 dengan metode deskriptif kuantitatif serta menggunakan teknik sampling multiphase sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioener yang peneliti turunkan sendiri dari teori Emotional-social Intelligence dari Bar-On. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kecerdasan emosi tergolong sedang (91.98%), meskipun terdapat sebagian kecil responden yang memiliki kecerdasan emosi tergolong tinggi (6.95%) dan rendah (1.07%). Mayoritas responden (22.99%) memiliki bentuk profil kecerdasan emosi dengan susunan dimensi intrapersonal, interpersonal, stress management, adaptability, dan general mood yang berada pada kategori sedang pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah mulai mengembangkan kemampuan-kemampuannya yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan di ketiga domain, meskipun belum efektif. Responden dengan profil kecerdasan emosi yang berbeda menunjukkan performa akademik, organisasi, dan interaksi sosial yang berbeda pula. Hasil penelitian ini pun memberikan implikasi bagi mahasiswa untuk mengembangkan kecerdasan emosinya, melalui keikutsertaan di aktivitas organisasi dan pelatihan.
Sophomore and junior students of the Undergraduate Program in Universitas Padjadjaran were having demands to balance their activities in academic, organizational, and social relational domain. To cope with their daily demands, they need to develop effective emotional intelligence. Emotional intelligence defined as an array of interrelated emotional and social competencies, skills and behaviors that determine how well we understand and express ourselves, understand others and relate with them, and cope with daily demands, challenges and pressures (Bar-On, 2013, in reuvenbaron.org). This research aims to investigate emotional intelligence profile among sophomore and junior year of undergraduate students. This study was conducted on 187 sophomore and junior year of undergraduate students in Universitas Padjadjaran with quantitative descriptive method and using multiphase sampling techniques. Measuring instrument used in this study was a questionnaire that was derived from Bar-On theory of Emotional-social Intelligence. The results showed that 91.98% student in this study had moderate level of emotional intelligence. Other students also had emotional intelligence in high level (6.95%) and low level (1.07%). Most of the students had profile with moderate level of intrapersonal, interpersonal, stress management, adaptability, and general mood dimensions. Respondents with this profile had started to develop skills that needed to cope with demands from three domains, although they hadn’t show it effectively yet. Students with different profile showed different academic, organizational, and social relational performance. This study implicated that university student need to improve their emotional intelligence by joining organizational activities and self-development training.