Abstrak
Gambaran Bentuk Coping Stress Pada Kaum Gay Yang Mengalami Minority Stress Di Tasikmalaya
Nabila Sakina Arraffi
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
coping stress, gay, lgbt, Minority Stress, tasikmalaya
Gay adalah salah satu jenis orientasi seksual yang termasuk ke dalam kelompok minoritas di Indonesia, khususnya di Tasikmalaya. Status minoritas yang dimiliki kaum gay menimbulkan adanya stigma dan perilaku negatif yang diberikan masyarakat dan menimbulkan minority stress pada kaum gay. Minority stress ini akan berdampak buruk pada kesehatan mental kaum gay dan diperlukan upaya untuk menangani stres tersebut. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data empiris terkait bentuk coping stress yang digunakan kaum gay yang mengalami minority stress di Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan pada 100 gay dengan medote deskriptif kuantitatif. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang diturunkan dari teori coping stress dan minority stress. Alat ukur coping stress dimodifikasi oleh Sentani (2016) berdasarkan alat ukur yang dikembangkan oleh Carver, Scheier, dan Weintraub (1989). Alat ukur minority stress dimodifikasi berdasarkan alat ukur minority stress yang disusun oleh Sinaga (2015). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa derajat minority stress kaum gay di Tasikmalaya termasuk pada kategori derajat stres sedang dan sebanyak 42% kaum gay menggunakan bentuk coping stress yaitu emotion focused coping dengan melakukan turning to religion yaitu menghadapi masalah dengan memohon pertolongan sesuai keyakinannya masing-masing, seperti beribadah atau berdoa.
Gay is a type of sexual orientation that is minority in Indonesia, especially in Tasikmalaya. Minority status that belonged to gay brings stigma and negative behavior from the community and develop minority stress. Minority stress impacts negative to mentally health to gay. Furthermore they need effort to cope their stress. The aim of this research is to gain empirical data relates to coping stress mechanism of gay whom get minority stress in Tasikmalaya. This research involved 100 gay using quantitative descriptive methods. I used two measurement tools, questionary that comes out from coping stress and minority stress theories. The measure of coping stress modified by Sentani (2016) based on those that developed by Carver, Scheier, and Weintraub (1989). The measurementtool to ensure minority stress is modified of Sinaga’s work (2015). The result shows the minority stress of gay in Tasikmalaya is in the middle degree and there are 42% of gay use coping stress mechanism which is emotion focused coping. They do turning to religion that face the problems and ask for God’s help, doing ritual activity and pray.