Abstrak
Kearifan Lokal dan Peran Perempuan dalam Memelihara Lingkungan Hidup di Jepang dan Indonesia
Aquarini Priyatna, Mega Subekti
Universitas Padjadjaran, Obelia Publisher , Hibah Sumitomo Foundation 2016 ISBN: 978-602-60302-2-1
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Obelia Publisher , Hibah Sumitomo Foundation 2016 ISBN: 978-602-60302-2-1
Jepang dan Indonesia, kearifan lokal, peran perempuan
Penelitian ini diinspirasi oleh perempuan, oleh cerita perempuan, oleh perjuangan perempuan dan usahanya untuk mempertahankan lingkungan dan untuk berkontribusi secara signifikan terhadap masyakarat dengan berbagai usaha dan cara, terutama melalui kepeduliannya terhadap anak-anak dan keluarga. Perempuan yang kami diskusikan adalah perempuan luar biasa. Mereka sangat kuat berakar pada komunitasnya, bekerja bersama sesamanya, dan membuat perubahan dan transformasi yang sangat krusial bagi perbaikan lingkungannya. Banyak dari perjuangan yang mereka lakukan dimulai dari usaha yang kecil, yang kemudian berkembang dan berdampak positif bagi perbaikan kondisi masyarakat secara umum. Penelitian ini dimungkinkan karena hibah yang sangat murah hati diberikan kepada kami oleh Sumitomo Foundation. Sejak awal, penelitian ini menempatkan perempuan sebagai fokus pembahasan dan bagaimana perempuan memainkan peran yang sangat krusial di dalam usaha untuk menjadikan lingkungan tempat mereka tinggal lebih aman dan lebih sehat. Setelah membaca kisah sukses perempuan Kitakyushu yang secara luar biasa mengubah kota yang pernah menjadi salah satu di antara yang sangat terpolusi di dunia, menjadi salah satu kota terbersih di dunia melalui kepedulian mereka terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak mereka. Penelitian ini menggali narasi sukses perjuangan perempuan Kitakyushu, belajar dari pengalaman mereka, dan mengontekstualisasikannya dalam perjuangan gerakan perempuan dan lingkungan di Indonesia, tepatnya, di daerah Bandung dan Cirebon. Penelitian ini juga mempelajari bagaimana kampanye untuk lingkungan yang sehat dapat diturunkan dari ibu ke anak-anaknya, dan bagaimana konteks yang tampaknya sempit dapat berdampak luas terhadap kota secara keseluruhan. Lebih penting lagi, bagaimana budaya lokal telah membentuk perjuangan dan usaha mereka yang sangat spesifik. Banyak penelitian sebelumnya telah mengidentifkasi hubungan antara lingkungan dan perempuan. Para ekofeminis telah lama berargumentasi bahwa perempuan dan lingkungan mempunyai saling keterkaitan yang sangat erat sedemikian sehingga opresi terhadap perempuan setara dengan opresi terhadap lingkungan dan sebaliknya. Dalam Bahasa Indonesia, acuan terhadap alam hampir selalu bersifat feminin. Orang Indonesia menyebut bumi sebagai “Ibu Pertiwi” atau “Ibu Bumi”. Bumi, air, tanah, laut, udara, semua mempunyai dewi-dewinya sendiri. Meskipun pengacuan ini berguna untuk memahami keterhubungan alam dan perempuan sebagai korban yang teropresi/diopresi, penelitian ini mengambil posisi perempuan sebagai focal point yang alih-alih ditempatkan dan menempatkan diri sebagai korban, mereka mengambil posisi sebagai agen perubahan. Buku ini mengartikulasi perjuangan, kesuksesan, serta berbagai kendala dan hambatan yang ditemui oleh perempuan dan lingkungannya dalam memelihara lingkungan, menyampaikan gagasan, pengetahuan dan pengalaman mereka sekaligus juga menyebarluaskan informasi mengenai berbagai praktik baik (good practices) yang berasal dan berkonteks dari nilai-nilai budaya lokal serta situasi dan kondisi lokal mereka. Setelah belajar dari cerita mengenai perjuangan perempuan Kitakuyushu, kami mengumpulkan cerita dari berbagai kelompok perempuan di Jawa Barat, khususnya di Bandung dan juga di Cirebon. Kami memutuskan untuk memfokuskan penelitian ini kepada kelompok-kelompok akar rumput kampung kota yang memberikan berbagai dampak positif bagi lingkungannya, terutama di daerah padat di area urban Kota Bandung. Fokus kepada perempuan juga menunjukkan berbagai isu gender yang berkontribusi terhadap kompleksitas masalah lingkungan, terutama di perkotaan. Perspektif gender membantu menguak berbagai lapisan persoalan yang membentuk persepsi terhadap isu lingkungan, dan berbagai bentuk pertimbangan dan tanggapan terhadap isu lingkungan tersebut di dalam konteks khusus budaya, kelompok, serta komunitas tertentu. Kami sangat menyadari bahwa daftar kelompok yang dibahas dalam penelitian ini bukan merupakan daftar yang komprehensif mengingat banyak sekali kelompok-kelompok aktivis lingkungan yang dapat juga dimasukkan sebagai bagian dari penelitian. Meskipun demikian, sejalan dengan pelaksanaan penelitian dengan berbagai kegiatan dan aktivisme kelompok yang kami pilih untuk teliti dengan lebih dalam, kami cukup merasa senang berhasil menerbitkan buku ini yang membunyikan suara para perempuan aktivis lingkungan ini dan menunjukkan bahwa perempuan dapat berkontribusi terhadap keberlangsungan lingkungan di dalam komunitasnya masing-masing dan bahkan meluaskan cakupan kampanye dan kegiatannya kepada kelompok-kelompok lain. Sekali lagi, kami ucapkan banyak terimakasih kepada Sumitomo Foundation, atas hibah penelitiannya yang sangat berharga, serta Mr. Koichi Ishizuka yang sangat membantu kelancaran proses penelitian ini. Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran dan Prof. Matsumoto serta Indriyani Rachman dari Faculty of Environmental Engineering the University of Kitakyushu. yang telah memberikan kami ruang untuk meneliti dan bekerja. Juga kepada Sartika Sari, Hilda Septriani, Firdhan Aria Wijaya, dan Nisa’ul Fithri Mardani Shihab yang telah membantu kami dalam berbagai diskusi dan proses penelitian lapangan, serta kepada Fitria Mayasari yang telah membantu pada tahap awal penelitian. Secara khusus, ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami ucapkan kepada para perempuan baik di Kitakyushu maupun di Bandung serta Cirebon yang telah berbagi cerita dan pengalaman kepada kami. Semoga penelitian dan buku ini bermanfaat dan berkontribusi terhadap pemahaman dan penanganan yang lebih baik atas isu lingkungan.