Abstrak
Resistensi Antibiotik Propionibacterium Acnes Dari Berbagai Lesi Kulit Akne Vulgaris Di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Reti Hindritiani, Asmaja Soedarwoto, Kartika Ruchiatan, Oki Suwarsa, Mirantia Umi Budiarti , Desidera Husadani, Achmad Yudha Pranata
Universitas Padjadjaran, MDVI Vol. 44 No. 1 Tahun 2017; 15-19
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, MDVI Vol. 44 No. 1 Tahun 2017; 15-19
acne vulgaris, akne vulgaris, P. acnes, pengambilan sampel, Resistance, Resistensi, sampling method
Resistensi Propionibacterium acnes (P. acnes) terhadap antibiotik semakin meningkat. Penilaian resistensi sebaiknya dilakukan setiap lima tahun untuk menentukan antibiotik yang digunakan dalam terapi akne vulgaris (AV). Perbedaan prevalensi resistensi P. acnes di berbagai wilayah antara lain disebabkan perbedaan bahan pemeriksaan (BP) yang belum seragam diantara para peneliti. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepositivan P. acnes dari permukaan lesi kulit , komedo tertutup, dan pustul, serta resistensinya terhadap tetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, klindamisin, dan eritromisin. Penelitian ini merupakan studi analitik potong lintang, untuk membandingkan tingkat kepositivan P. acnes dari tiga BP dengan identifikasi P. acnes menggunakan mesin VITEK®2, kemudian dilakukan uji kepekaan dengan metode difusi. Jumlah peserta penelitian adalah 50 pasien AV. Tingkat % kepositivan kultur P. acnes dari p ermukaa n lesi kulit (70%), komedo tertutup (66, 6%), dan pustula (60%) secara statistik tidak berbeda bermakna (p> 0,05). Persentase resistensi P. acnes dari ketiga BP menunjukkan hasil yang serupa, yaitu berturut-turut dari yang paling rendah adalah doksisiklin, tetrasiklin, minosiklin, eritromisin, dan klindamisin. Simpulan, tidak terdapat perbedaan bermakna antara BP permukaan lesi kulit, komedo tertutup, dan pustul terhadap angka kepositifan kultur P. acnes dan resistensinya. Doksisiklin masih dapat digunakan sebagai pilihan ulama terapi antibiotik pada AV, sedangkan penggunaan klindamisin dan eritromisin sebaiknya dipertimbangkan kembali karena mempunyai angka resistensi tinggi.
Propionibacterium acnes (P. acnes) resistance toward antibiotics is gradually increasing. Sensitivity test should be done once every five years to determine the antibiotics used in acne vulgaris (AV) treatment. One of the reason for the difference in prevalence of resistance among various count1y is the divergence of study materials used by the researchers. The purpose of this study was to determine P. acnes positivity from skin surface, closed comedone, and pustule, along with its resistance toward tetracycline, doxycycline, minocycline, clindamycin , and erythromycin. This was a cross-sectional analytic study to compare P. acnes positivity from three different study mat erials. P. acnes was identified using VITEK ®2 and the sensitivity test were done using disc diffusion method. The number of participants were 50 AVpatients. The different of P. acnes positivity from skin surface (70%), closed comedone (66,6%), and pustule (60%) were not statistically significant (p> 0, 05). Resistance of P. acnes from the three study materials showed similar result, namely from the lowest to highest resistance were toward doxycycline, tetracycline, minocycli ne, erythromycin, and clindamycin respectively. Conclusion, there is no significant different of P. acnes positivity and resistance among skin surface, closed comedone, and pustule. Doxycycline may still be used as the main choice of antibiotic treatment in AV, while clindamycin and erythromycin need to be reconsidered because of the high resistance rates.