Abstrak
Studi Kasus Mengenai Strategi Coping Stress Dalam Penyesuaian Perkawinan Pada Perempuan Dewasa Awal Yang Menikah Akibat Hamil Di Luar Nikah
Rizka Yunita
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
coping stress, Hamil Di Luar Nikah, penyesuaian perkawinan, perempuan dewasa awal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi coping stress dalam penyesuaian perkawinan pada perempuan dewasa awal yang menikah akibat hamil di luar nikah di kota Bandung. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan studi kasus serta pengumpulan data dengan cara wawancara yang menggunakan alat ukur coping stress mengacup teori Lazarus &Folkman (1984) dan alat ukur penyesuaian perkawinan yang berdasarkan pada teori Atwater & Duffy (2002). Data penelitian ini didapat dari 3 (tiga) responden, 2 (dua) responden telah bercerai dengan pasangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat area dalam penyesuaian perkawinan di antaranya pembagian tanggung jawab, komunikasi dan konflik, seksual di dalam perkawinan, dan juga perubahan yang terjadi sepanjang waktu di dalam kehidupan perkawinan. Keempat area tersebut pada ketiga responden terlihat bahwa mereka tidak dapat menyesuaikan diri di dalam pernikahannya dengan baik sehingga mengakibatkan stress pada perempuan dewasa awal yang menikah akibat hamil di luar nikah. Ketigaresponden merasakan terjadinya stress pada diri mereka, dan telah melakukan strategi coping untuk meminimalisir stress yang terjadi di dalam rumah tangga mereka. Ketiga responden lebih dominan menggunakan strategi coping stresss emotion-focused dibandingkan menggunakan problem-focused coping dalam penyesuaian perkawinan yang terjadi di dalam rumah tangga mereka. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika seorang perempuan dewasa awal yang menikah akibat hamil di luar nikah mengalami stres dalam rumah tangga mereka, maka mereka cenderung melakukan strategi coping stress emotion-focused, dengan cara menciptakan pandangan positif terhadap masalah yang terjadi (distancing), dan juga mencari bantuan dengan teman dekat dan keluarga (seeking social support).