Abstrak
Penerapan Intervensi Therapeutic Storytelling untuk Menurunkan Stress pada Anak Penderita Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) usia 10-12 tahun.
Siska Oktari
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
acute lymphocytic leukemia (ALL), kemoterapi, stress, therapeutic storytelling
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sebuah intervensi yang dapat menurunkan derajat stress pada anak acute lymphocytic leukemia (ALL) usia 10-12 tahun yang sedang menjalani kemoterapi melalui therapeutic storytelling. Penelitian ini merupakan penelitian komplementari terhadap penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Anggia (2015). Proses pengobatan melalui kemoterapi pada anak acute lymphocytic leukemia (ALL) membutuhkan waktu yang panjang dan memunculkan beberapa gejala stress pada anak. Anak menunjukkan perubahan perilaku, seperti mudah marah, menangis, menarik dari dari lingkungan sosial dan melempar barang. Subjek pada penelitian ini adalah 2 orang anak dengan acute lymphocytic leukemia (ALL) yang sedang menjalani kemoterapi yang memiliki derajat stress yang cenderung tinggi dengan usia 10 tahun dan 12 tahun. Intervensi berlangsung selama 4 hari, yaitu 1 hari untuk pre-intervensi dan 3 hari untuk proses intervensi. Tiap pertemuan berlangsung sekitar 30-45 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi therapeutic storytelling dapat menurunkan derajat stress pada anak yang menjalani kemoterapi. Penurunan derajat stress ini dapat dilihat secara kuantitatif melalui berkurangnya skor derajat stress pada anak dan secara kualitiatif melalui perubahan perilaku yang terjadi pada anak. Proses intervensi dengan therapeutic relationship yang mencakup 5E, engage, entertain, emote, educate dan encourage dapat membantu anak untuk terlibat dengan intervensi yang diberikan, membuat anak merasa terhibur, mendorong anak untuk mengekspresikan emosinya, mengajarkan coping skill dan mendorong anak untuk percaya diri dengan sumber daya yang mereka miliki. Storytelling yang digunakan dalam intervensi ini menggunakan unsur positif, yaitu CHILD (Cope, Hope, Inner Strengths, Love and Dream). Therapeutic storytelling ini dapat membantu anak untuk mengidentifikasi unsur-unsur positif yang dimilikinya yang dapat digunakannya untuk cope dengan situasi kemoterapi yang saat ini dihadapi melalui therapeutic relationship. Proses ini dapat membantu anak untuk melakukan reappraisal mengenai situasi yang dihadapi dan sumber daya yang dimilikinya secara lebih positif, sehingga derajat stress pada anak dapat menurun.