Abstrak
Pengujian Tanaman Kentang Kultivar Atlantik Di Dataran Medium Yang Diberi Naungan Dan Paclobutrazol Pada Berbagai Tingkat Cekaman Air
Prof. Dr. Ir. Jajang Sauman Hamdani, MS., Dr.Ir. Sumadi , MS., Kusumiyati, SP.M.Agr. Ph.D
Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran November, 2016, Laporan Akhir Penelitian Strategis Nasional (Tahun ke-2, Lanjutan)
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran November, 2016, Laporan Akhir Penelitian Strategis Nasional (Tahun ke-2, Lanjutan)
dataran medium, entang, interval pemberian air., Naungan, Paclobutrazol
Semakin meluasnya pertanaman kentang di dataran tinggi menimbulkan dampak negatif seperti perusakan lingkungan akibat erosi. Dalam rangka mengurangi perluasan penanaman kentang di dataran tinggi, maka perlu dicari alternatif untuk mengembangkan tanaman kentang yang dapat ditanam di dataran medium dengan ketinggian 300-700 m yang tersedia cukup luas di Indonesia. Kendala utama penanaman kentang di dataran medium adalah tingginya suhu dan cekaman kekurangan air yang berpengaruh pada menurunnya hasil dan kualitas hasil. Selain ditentukan oleh faktor lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan pula oleh faktor hormonal, maka keberhasilan berbagai cara untuk merekayasa faktor lingkungan tumbuh harus dilakukan secara bersama-sama dengan status hormonal tanaman. Untuk mendukung upaya peningkatan produksi kentang industri/olahan diperlukan ketersediaan bibit yang unggul dan bermutu. Selain itu, penelitian rekayasa atau manipulasi lingkungan untuk menciptakan kondisi yang sesuai untuk lingkungan tumbuh di dataran medium perlu dilakukan secara bersama-sama dan diharapkan dapat meningkatkan produksi kentang industri/olahan yang sudah ada dan dibudidayakan petani seperti Kultivar Atlantik. Penggunaan naungan pada budidaya tanaman kentang di dataran medium selain mengurangi intensitas cahaya juga dapat menurunkan suhu yang tinggi, dan menjaga kelembaban tanah sehingga kondisi demikian dapat menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan kentang di dataran medium. Sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh berperan dalam meningkatkan proses asimilasi fotosintat dari daun ke bagian ubi. Akan tetapi upaya rekayasa iklim mikro dan hormonal tersebut perlu di uji lebih lanjut pada kondisi ketersediaan air yang berbeda. Percobaan bertujuan untuk mengetahui potensi hasil kentang kultivar Atlantik di dataran medium dengan pemberian naungan dan palobutrazol dengan interval pemberian air yang berbeda. Percobaan lapangan untuk menguji perlakuan naungan paranet dan aplikasi paclobutrazol dengan kondisi ketersediaan air yang berbeda. Percobaan dilakukan di daerah dataran medium Majalaya, dengan ketinggian 650 m dpal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan petak terbagi (Split-split plot design). Faktor petak utama yang terdiri 2 taraf yaitu no = Tanaman kentang Tanpa Naungan, n1 = Tanaman kentang dengan Naungan Paranet 45 %,). Faktor anak petak (sub-plot) yang terdiri dari 2 taraf yaitu ; po = Tanpa Paclobutrazol, p1 = 100 ppm Paclobutrazol, Faktor anak-anak petak (split-split plot design) yang terdiri 4 taraf interval pemberian air yaitu : i1 = interval pemberian air satu hari sekali, i2 = interval pemberian air dua hari sekali, i3 = interval pemberian air tiga hari sekali, i4 = interval pemberian air empat hari sekali. Peubah yang diamati adalah komponen pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Hail penelitian menunjukkan terjadi efisensi dalam pemberian air baik dengan aplikasi paclobutrazol maupun dengan naungan terhadap peningkatan hasil kentang di dataran medium.. Tanaman kentang dengan aplikasi paclobutrazol 100 ppm, bobot ubi yang tinggi diperoleh pada interval pengairan 3 hari sekali, sedangkan pada perlakuan tanpa paclobutrazol hasil tertinggi diperoleh dengan pengairan 2 hari sekali. Tanaman kentang yang menggunakan naungan, bobot ubi yang tinggi diperoleh pada interval pengairan 3 hari sekali sedangkan pada tanaman tanpa naungan hasil teringgi diperoleh pada pengairan 2 hari sekali.