Abstrak
Rancangan Pelatihan “Latih Anak Melindungi Diri” Untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Cara Mengajarkan Perlindungan Diri Dari Kekerasan Seksual Pada Guru TK di Desa “S” Kabupaten Bandung
Nerissa Arviana, Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd., Langgersari Elsari N., M.Psi.
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
anak prasekolah, body safety training, child sexual abuse, early childhood, high risk environment, kekerasan seksual, knowledge of kindergarten teacher, lingkungan high risk, pelatihan perlindungan diri, pencegahan, prevention program
Kekerasan seksual pada anak (KSA) merupakan masalah utama baik di Indonesia maupun lingkup global yang mengancam kesejahteraan anak karena berdampak secara fisik dan psikis bagi korban. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan kondisi darurat kekerasan seksual bagi anak di Indonesa, terutama bagi anak-anak yang memang tinggal di lingkungan yang beresiko tinggi KSA. Lingkungan yang beresiko tinggi memiliki beberapa kriteria, diantaranya kurangnya pengetahuan mengenai perilaku seksual yang tepat, belum adanya pengajaran mengenai perlindungan diri, pernah terjadi kasus kekerasan seksual, kepadatan penduduk yang tinggi, tingkat pendidikan dan sosioekonomi yang rendah. Kriteria ini ditemui pada Desa Situ Tarate, sehingga anak-anak yang tinggal disana memiliki faktor risiko tinggi KSA. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan faktor resiko tersebut adalah dengan cara meningkatkan resistensi anak terhadap KSA, sehingga anak dapat menolak atau dapat menghindar ketika berada di situasi yang mengancam. Finkelhor (2007) menjelaskan bahwa lingkungan di sekitar anak memiliki peran penting untuk meningkatkan resistensi anak terhadap kekerasan seksual, salah satunya lingkungan sekolah dimana guru menjadi figur penting yang dapat membantu meningkatkan resistensi anak dengan mengajarkan cara perlindungan diri. Hanya saja dari hasil studi awal, guru belum memiliki pengetahuan mengenai kekerasan seksual, ini dan belum memahami cara mengajarkannya sesuai perkembangan usia anak prasekolah. Oleh karena itu guru memerlukan suatu pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan aplikatif untuk mengajarkan anak-anak usia prasekolah perlindungan diri dari kekerasan seksual. Pelatihan perlindungan diri yang disusun oleh peneliti diadaptasi dari Body Safety Training Program (Wurtele, 2007) sebuah program pencegahan kekerasan seksual dimana guru berperan sebagai mediator yang mengajarkan anak melindungi dirinya.Tujuan dari pelatihan ini adalah mengajarkan 5”R” kepada anak (Recognize: mengenali situasi yang berpotensi terjadi kekerasan seksual, Refuse: menolak bila ada pelaku yang ingin melakukan kekerasan seksual, Resist: menghindar dari pelaku, Report: melaporkan siapa pelakunya dan apa yang dilakukannya dan Responsibility: kejadian kekerasan seksual tidak pernah menjadi tanggung jawab anak). Peneliti kemudian menyusun kuesioner untuk mengukur pengetahuan guru mengenai kekerasan seksual pada anak yang telah divalidasi dengan expert judgement dan diujicobakan pada 7 orang guru dengan karakteristik yang sama dengan subjek penelitian di Desa tersebut. Selanjutnya, dilakukan penyusunan rancangan intervensi pelatihan perlindungan diri dengan pendekatan adult learning menggunakan 9 tahapan instructional design dari Morrison (2007).Hasil dari penelitian ini ialah rancangan intervensi pelatihan perlindungan diri untuk meningkatkan pengetahuan dan acara mengajarkan perlindungan diri pada guru TK Desa Situ Tarate yang telah divalidasi oleh expert judgement.
Child sexual abuse (CSA) is a major problem both in Indonesia and in the global sphere that threatens the welfare of children because it affects physically and psychologically for the victims. The Indonesian Child Protection Commission declares an emergency condition of sexual violence for children in Indonesia, especially for children who live in high-risk KSA environments. High risk environments have several criteria, including lack of knowledge about appropriate sexual behavior, lack of self-protection teaching, sexual violence, high population density, low education and socioeconomic levels. These criterion are accordance in “S” Village condition, so the children who live there have high risks factors to become victims of CSA. One way that can be done to reduce these risk factors is by increasing resistance of children to CSA, so that children can resist or can avoid when put in a threatening situation. Finkelhor (2007) explains that the environment around the child has an important role to increase child resistance to CSA. Teachers as one of the important figures in the development of children in school, can help to improve child resistance by teaching children how to protect themselves. Based on the results of early studies, it’s found that teachers do not have proper knowledge about child protection so they can not teach children to protect themselves from KSA properly. Therefore teachers need to be trained to improve their knowledge about body safety training The self-protection training developed by researchers (Wurtele, 2007), adapted from the Body Safety Training (BST) Program of a CSA prevention program in which teachers act as mediators to teach children to protect themselves. The purpose of this BST is to teach 5 “R” to the child (recognize: recognize potentially CSA situation, Refuse: refuse if any perpetrator wants to do CSA, Resist: go away or avoid perpetrator, Report: report who did it and what it does and Responsibility: CSA events are never the responsibility of the child). The researcher then compiled a teacher knowledge questionnaire on child sexual abuse (reliability 0.818 and 0.775), characteristics of preschool-aged development, validated by expert judgment and tested on 7 teachers with similar characteristics to the research subjects in the village. Furthermore, the researchers drafted a self-protection training intervention with adult learning approach using instructional design step from Morrison (2007). The results of this study are the design of self-protection training intervention to increase knowledge and events teaching selfprotection to “S” Village kindergarten teachers.